Test Ride - Bangganya Menunggangi Kawasaki W175

Bimo Hariyadi Senin, 07 Januari 2019

KabarOto.com - Pertama kali melihat motor bergaya retro klasik ini pada pertengahan tahun 2017, saya langsung ingin sekali merasakannya. Kawasaki Motor Indonesia pun memberi kesempatan kepada saya untuk menguji performa W175. Sebelum mencobanya, saya pun akan menjelaskan tampilannya.

Kawasaki W175 ini cukup menarik, head lamp berbentuk bulat dan terdapat lampu sein di sampingnya. Melihat dari samping, kesan retro semakin kental, dengan bentuk tangki bahan bakar yang sedikit bulat dan memanjang. Tangki ini dapat menampung hingga 13,5 liter.

Baca Juga: Test Ride - Kencan Seminggu Dengan Royal Enfield Classic 500

Tak hanya head lamp dan tangki, joknya terlihat klasik, bentuknya yang memanjang dengan busa yang tebal dapat menampung dua orang. Kesan retro semakin jelas dengan knalpot peashooter dan pipa header yang bentuknya melengkung, sangat khas menggambarkan moge zaman 'baheula'.

Menunggangi Kawasaki W175 memberikan sensasi tersendiri bagi pengendaranya.

Pindah ke bagian belakang Kawasaki W175, dibekali stop lamp yang bentuknya bergaya klasik serta lampu sein di bagian samping kanan dan kirinya.

Spidometer Kawasaki W175 berbentuk bulat dan simple dengan panel analog yang menampilkan beberapa informasi penting, seperti kecepatan dan jarak tempuh dalam sebuah panel. Di bagian samping kanan terdapat lampu indikator, di antaranya lampu jarak jauh, lampu netral, dan lampu sein.

Baca Juga: Test Ride - Menyusuri Jakarta Dengan Honda PCX Hybrid

Satu yang kurang, tidak ada informasi untuk bahan bakar. Sehingga pengemudi harus benar-benar memperkirakannya. Usai melihat detail setiap bagian motor ini, saya pun menaikinya. Ternyata joknya yang panjang dan empuk cukup nyaman.

Kawasaki W175 memiliki dimensi 1.930 mm dengan lebar 765 mm dan tinggi 1.030 mm serta jarak sumbu roda mencapai 1.275 mm. Cukup ideal untuk digunakan di jalanan kota besar. Jarak terendah ke tanah mencapai 165 mm pas untuk dibawa ke berbagai kondisi jalan.

Setang yang lebar dengan Spidometer berbentuk bulat dan simple.

Jarak ke tanah tersebut sangat pas untuk rider yang memiliki tinggi badan maksimal 165 cm, pasti bisa menapakkan kaki. Dengan tinggi badan saya yang mencapai 175 cm cukup nyaman juga. Kaki tidak terlalu menekuk, apalagi dengan setang yang cukup lebar sangat menunjang saya untuk melakukan riding.

Kali ini, saya mencoba motor ini dari Pamulang ke daerah Rumpin, Bogor, Jawa Barat. Trek ini sengaja saya pilih, karena di sini kondisi jalannya sangat beragam. Saya pun memulai perjalanan, perpindahan gigi satunya cukup pendek, saya hanya bisa sampai di 1.500 rpm untuk kemudian masuk ke gigi dua.

Baca Juga: Test Ride - Merasakan Royal Enfield Himalayan Di Dua Alam

Pada putaran mesin 2.000 rpm, sepertinya gigi sudah minta diganti. Gigi dua ke atas cukup panjang, namun karena jalan di Pamulang sampai dengan Muncul kondisi cukup padat, saya pun hanya bisa menggunakan sampai gigi 4 saja.

Melewati beberapa kemacetan, motor ini cukup ringan dan juga lincah, meski setangnya yang lebar dan spion bulat dan tinggi masih bisa menyalip kanan dan kiri. Lepas di jalan raya Muncul, kondisi jalan sudah mulai tidak menentu, beberapa lubang yang menganga di pinggir dan tengah jalan membuat saya harus beberapa kali menghindar. Bahkan beberapa kali pula saya harus melewatinya dengan kecepatan 40 kpj.

head lamp berbentuk bulat dan terdapat lampu sein di sampingnya

Berkat dukungan suspensi Telescopic Fork berukuran 30 mm yang terpasang pada bagian depan dan suspensi tipe Swing Arm pada bagian belakang, dan didukung Dual Shock Absorbers yang dilengkapi pengaturan atau spring preload adjustability, jalan lubang-lubang tersebut bisa dilewati dengan sempurna.

Kaki-kaki dari motor ini bisa dihandalkan untuk menjaga keseimbangan, ditambah pelek berukuran 17 inci dengan balutan ban 80/100-17M/C pada bagian depan, dan ban bagian belakang berukuran 100/90-17M/C. Meski belum dilengkapi dengan teknologi ABS, cakram single berukuran 220 mm di depan dan rem drum 110 mm di belakang mampu memberi cengkraman kuat saat saya melakukan pengereman mendadak.

Baca juga: Sikat Nih! Piaggio Indonesia Lagi Kasih Diskon Sampai Rp 10 Juta

Ada satu jalan di Rumpin yang cukup lenggang dan mulus. Tidak menyia-nyiakan waktu, saya memutar gas untuk menguji performa mesin Kawasaki W175 ini. Jantung pacu motor ini mengandalkan mesin 1 silinder SOHC berpendingin cairan dengan kapasitas 177 cc. Walau di 3.500 rpm sedikit tersendat, namun secara keseluruhan cukup saya nikmati mesin ini.

Sayang saya hanya bisa mencapai 110 kpj di 6.000 rpm di 5 percepatan. Sepertinya masih bisa lebih dari kecepatan itu, namun karena sedikit berebet ditambah banyak truk yang melintas, saya pun jalan stabil di kecepatan 80 kpj sepanjang 3 km. Karena Kawasaki W175 sudah dilengkapi sistem bahan bakar karburator Mikuni VM24, sehingga konsumsi bahan bakarnya cukup irit.

Kesan retro semakin jelas dengan knalpot peashooter dan pipa header

Berhubung waktu masih cukup sore, saya memilih jalur Pagedangan untuk mencobanya di jalur tanah kering. Walau tampilannya klasik, namun motor ini oke juga di bawa untuk offroad ringan. Puas bermain tanah, saya melanjutkan perjalanan ke Serpong, Tangerang Selatan tepatnya jalan raya Q-Big sampai ke Sumarecon Mall.

Dengan kecepatan 40 kpj, saya mendapat perhatian dari pengguna jalan di sana. Sampai saya ke Sumarecon, Serpong saya pun masih menjadi perhatian orang-orang. Ya, motor classic retro yang dirilis pada pertengahan tahun 2017 lalu ini memang sangat menarik tampilannya, banggalah bagi pencinta roda dua yang memilikinya.

Spesifikasi Kawasaki W175

Tipe Mesin 4-stroke, SOHC, 1 cylinder, air-cooled
Kapasitas 177 cc
Tenaga Maksimal 12,6 dk / 7,500 rpm
Torsi Maksimal 13.2 Nm / 6,000 rpm
Diameter x Langkah 65.5 x 52.4 mm
Rasio Kompresi 9.1:1
Suplai Bahan Bakar Mikuni VM24
Kopling Wet, multi-disc
Transmisi 5-speed, return
Panjang 1.930 mm
Lebar 765 mm
Tinggi 1.030 mm
Jarak Sumbu Roda 1.275 mm
Jarak Terendah 165 mm
Berat 126 kg
Kapasitas Tangki 13,5 liter
Suspensi Depan 30 mm telescopic fork
Suspensi Belakang Swing arm, dual shock absorbers with spring preload adjustability
Rem Depan Single 220 mm disc
Rem Belakang Drum, 110 mm
Ban Depan 80/100-17M/C 46P
Ban Belakang 100/90-17M/C 55P

Bagikan

Baca Original Artikel