KabarOto.com - Kabar mengejutkan datang dari produsen mobil asal Jepang, Nissan. Pasalnya, Nissan dilaporkan berencana melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap sedikitnya 4.300 karyawan dan menutup dua lokasi pabriknya.
Seperti dikutip dari Reuters, rencana tersebut terpaksa dilakukan, sebagai langkah dari penghematan biaya produksi dan keberlangsungan bisnisnya, setelah skandal keuangan yang melibatkan Carlos Ghosn.
Baca Juga: Hadapi Kasus Korupsi, Mantan Bos Nissan Carlos Ghosn Kabur Dari Jepang
"Langkah tersebut merupakan bagian dari rencana yang lebih luas untuk menghemat setidaknya 480 miliar yen (setara Rp 60 triliun) hingga tahun 2023," ujar seorang sumber Nissan yang tak mau disebut namanya.
Dari ribuan orang yang terkena PHK, pembuat mobil terbesar kedua di Jepang tersebut paling banyak akan mengurangi pekerja mereka, yang berada di kantor pusat di Amerika Serikat dan Eropa.
Namun Nissan belum merilis secara resmi, pabrik mana yang akan ditutup. Anggaran periklanan dan pemasaran juga menjadi pos yang akan dikurangi.
"Situasinya mengerikan. Itu harus dilakukan atau (Nissan) akan mati," ujar sumber tersebut. Lebih mengejutkan, Nissan juga berenca untuk menyuntik mati beberapa model produk yang penjualannya tidak terlalu sukses.
Tak hanya itu, sumber tersebut juga mengatakan Nissan akan mengurangi ragam pilihan varian dalam tiap model. "Diperkirakan hingga 40 persen dari kapasitas produksi globalnya tidak digunakan lagi," katanya.
Seperti diketahui, Nissan mengalami kekacauan pada tahun 2019, setelah mantan bosnya, Carlos Ghosn, membuat laporan keuangan palsu, dan menggunakan dana perusahaan untuk menanggung keperluan pribadi.
Baca Juga: Mengejutkan, Ghosn Katakan Nissan Akan Bangkrut Dalam Waktu 3 Tahun
Ghosn, sempat berada di tahanan rumah di Jepang untuk beberapa saat sebelum akhirnya ia berhasil melarikan diri ke Lebanon pada Desember 2019.
Ia juga sempat mengeluarkan pernyataan kontroversial, yang mengatakan bahwa Nissan mungkin akan bangkrut dalam dua hingga tiga tahun mendatang.