Benarkah Pengemudi Wanita Lebih Ceroboh dari Pria? Ini Penjelasannya

Kipli
Kipli
Kamis, 15 Mei 2025
Benarkah Pengemudi Wanita Lebih Ceroboh dari Pria? Ini Penjelasannya

Foto: NTMC Polri

Ukuran: 14
Font:
Audio:
Ctrl/Cmd + +/- untuk ukuran font
Ctrl/Cmd + F untuk fokus jenis font
Ctrl/Cmd + 0 untuk reset
Ctrl/Cmd + P untuk play/pause/resume audio
Ctrl/Cmd + S untuk stop audio

KabarOto.com - Masyarakat sering melempar gurauan seperti “sen kiri belok kanan” sebagai sindiran terhadap wanita saat mengemudi. Namun, benarkah fenomena ini didukung bukti ilmiah, atau hanya stereotip atau stigma sosial yang sudah mengakar tanpa verifikasi?

Studi dari berbagai sumber menunjukkan perbedaan signifikan dalam pola mengemudi antara pria dan wanita yang berkorelasi dengan tingkat kecelakaan. Studi National Household Travel Survey (NHTS) Amerika Serikat tahun 2021 menunjukkan laki-laki terlibat dalam 74% kecelakaan fatal di AS pada tahun 2021, tren ini konsisten selama 25 tahun terakhir.

Dalam dekade terakhir (2011-2021), kecelakaan fatal laki-laki naik 38%, sementara perempuan 34%. Menariknya, jumlah pengemudi wanita berlisensi di Amerika Serikat lebih banyak dibanding pria. Studi yang sama juga menyebutkan bahwa pria lebih sering mengemudi dengan kecepatan tinggi dan di bawah pengaruh alkohol (DUI).

Pada 2022 saja, kecelakaan akibat alkohol di Amerika Serikat menewaskan 4.709 pengemudi pria ,3,5 kali lebih tinggi dibanding wanita sebanyak 1.328 korban. Meskipun studi ini dilakukan pada 2021, temuan ini tetap signifikan karena merupakan survei nasional berskala besar terbaru di Amerika Serikat, dan tren serupa terus dilaporkan oleh Insurance Institute for Highway Safety (IIHS) hingga 2023.

Baca Juga: Enggak Perlu Malu, Ini Tips Dasar Touring Menggunakan Sepeda Motor Bagi Pemula

Sifat mengemudi laki-laki yang terkesan agresif ini juga dibenarkan oleh hasil studi dari AAA Foundation for Traffic Safety Amerika Serikat. Di tahun 2019, 52% pria mengemudi dalam kecepatan 24 kpj di atas batas kecepatan, sementara wanita hanya 44,6%.

Pria juga lebih sering mengekor kendaraan terlalu dekat sebesar 37,8% dibandingkan wanita yang hanya 29,3%, menerobos lampu merah untuk pria 32,2% dan wanita 30%, menunjukkan gestur kasar atau menyembunyikan klakson terlalu agresif untuk pria 35,4% dan wanita 28%, serta menyalip secara tiba-tiba untuk pria 31,5% pria dan wanita 21,4%.

Meski pria cenderung lebih fokus saat mengemudi, kecenderungan mereka untuk mengambil risiko, mengemudi lebih agresif dan terlaly percaya diri seperti yang dijelaskan pada studi sebelumnya, dapat meningkatkan potensi kecelakaan.

Baca Juga: Kenali 6 Arti Kedipan Lampu Smart Key Skuter Matik dan Tipsnya Biar Enggak Gaptek

Sebaliknya, sifat multitasking wanita yang berlebihan dalam situasi tertentu juga dapat mengganggu konsentrasi berkendara. Hal tersebut dibenarkan oleh Instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Palubuhu. "Wanita sering melakukan aktivitas lain sambil menyetir, seperti berhias, menelepon, makan camilan dan lainnya, sehingga berpeluang untuk memicu kecelakaan," katanya.

Studi global menunjukkan pola yang lebih kompleks, pria secara konsisten terlibat lebih banyak kecelakaan fatal sebesar 74% di Amerika Serikat dan menunjukkan perilaku mengemudi lebih agresif seperti kebut-kebutan, menerobos lampu merah, atau mengemudi dibawah pengaruh alkohol. Temuan ini menggarisbawahi bahwa risiko berkendara tidak bisa disimpulkan hanya dari gender, melainkan dari kombinasi faktor seperti perilaku di jalan, pengalaman mengemudi, dan kedisiplinan dalam mematuhi aturan lalu lintas.

Tags:

#Angka Kecelakaan #Kecelakaan #Kecelakaan Maut

Bagikan

Berita Terkait

Bagikan