POPULAR STORIES

Dinilai Lebih Awet, Pemerintah Tingkatkan Penggunaan Aspal Karet Dalam Pembuatan Jalan

Dinilai Lebih Awet, Pemerintah Tingkatkan Penggunaan Aspal Karet Dalam Pembuatan Jalan Ilustrasi pelapisan aspal di jalan raya (ist)

KabarOto.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus meningkatkan penggunaan karet sebagai campuran aspal atau yang biasa disebut aspal karet dalam penanganan jalan nasional.

Penggunaan aspal karet, selain kualitasnya dinilai lebih bagus dibanding aspal biasa, juga akan menyerap hasil karet ditengah penurunan harga karet dunia sebesar Rp 6.000/kg. "Saat ini jumlah yang akan diserap dan harganya masih dihitung oleh Ditjen Bina Marga," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.

Bahan baku karet alam

Untuk penggunaan aspal karet, pada tahun 2017-2018 diterapkan pada preservasi Jalan Muara Beliti – Tebing Tinggi – Lahat sepanjang 125 Km dengan anggaran sebesar Rp 30,55 miliar. Dari total panjang tersebut, terdapat 4,37 Km yang menggunakan aspal karet dengan ketebalan 4 cm. Porsi bahan karet atau brown crepe yang digunakan adalah sekitar 7 persen atau 81 ton karet alam per km.

Baca Juga: Minyak Sawit, Bantu Ketersediaan Pasokan Bahan Bakar Nasional

Sebelumnya, ujicoba penggunaan aspal karet juga telah dilakukan pada pelapisan ulang jalan di Lido, Sukabumi, Jawa Barat dengan kandungan karet alam juga dengan besaran 7 persen.

Jalan yang menggunakan aspal karet terlihat mulus

Proses penggunaan karet sebagai bahan campuran aspal, ada beberapa tahap. Pertamai karet diperoleh dari petani di Sumsel. Selanjutnya diolah di Pusat Penelitian Karet di Bogor yang mampu memproduksi karet lateks 1,6 ton/hari.

Kemudian dilakukan pencampuran karet tervulkanisir di tempat curah aspal di Lampung. Dan didistribusikan ke aspal mixing plant di Tebing Tinggi, Kabupaten Empat Lawang dan dilakukan kegiatan pencampuran. Selanjutnya aspal karet siap dihamparkan.

Baca Juga: Test Ride - Bangganya Menunggangi Kawasaki W175

Keunggulan penggunaan karet alam pada campuran beraspal panas untuk perkerasan jalan, di antaranya memiliki tingkat perkerasan lebih baik, tidak mudah meninggalkan jejak roda pada saat aspal basah, dan daya tahan lebih tinggi dibanding aspal biasa.

Seperti diketahui bahwa Indonesia merupakan salah satu produsen karet alam terbesar di dunia. Setiap tahun, produksi karet alam Indonesia mencapai 3,2 juta ton, dan 0,6 juta ton yang dimanfaatkan oleh industri dalam negeri, sementara 2,4 juta ton lainnya di ekspor ke mancanegara.

Selain itu, untuk menghadapi penurunan harga karet, pemerintah mengeluarkan kebijakan nasional pemanfaatan karet alam oleh berbagai sektor, termasuk salah satunya dalam pembangunan infrastruktur termasuk jalan raya nasional.