POPULAR STORIES

Ducati Buktikan Klaim 'Team Order' Di MotoGP 2022 Omong Kosong

Ducati Buktikan Klaim 'Team Order' di MotoGP 2022 Omong Kosong Enea Bastianini dan Francesco Bagnaia (foto : MotoGP)

KabarOto.com - MotoGP Malaysia 2022 jadi perbincangan hangat ketika muncul dugaan pabrikan tim asal Italia, Ducati melakukan 'team order'. Saat itu, Ducati berhasil meraih kemenangan melalui Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo) dan Enea Bastianini (Gresini Racing).

Direktur olahraga Ducati, Paolo Ciabatti, menegaskan bahwa 'team order' untuk membantu upaya meraih gelar MotoGP 2022 adalah omong kosong.

Baca Juga : Cal Crutchlow Menjadi Rider Wild Card Di MotoGP 2023

"Karena jika ada team order, Jack [Miller] tidak akan berada di urutan kedua di Thailand dan Bastianini tidak akan menang di Aragon, atau tidak akan mencoba melewati Pecco di garis finis Misano, atau bahkan mencoba menantangnya di Sepang," ujar Paolo Ciabatti.

Francesco Bagnaia mengakhiri penantian 15 tahun untuk Ducati ketika ia memenangi gelar juara dunia di MotoGP Valencia awal November lalu. Pembalap Italia itu membalikkan defisit 91 poin di pertengahan musim dengan juara 2021 Fabio Quartararo menjadi 17 poin di akhir musim.

Kabarnya di bagian akhir musim, Ducati mengeluarkan instruksi kepada tujuh pembalap lainnya agar berhati-hati saat bersaing dengan Bagnaia dan tidak melakukan sesuatu yang berisiko untuk naik podium dan menang.

Di MotoGP Malaysia, Ducati dituduh menyuruh Enea Bastianini dari Gresini untuk tidak menyalip Bagnaia saat memperjuangkan kemenangan.

"Jelas tahun ini dalam beberapa situasi (ada kegugupan), karena kami tahu Pecco mencoba melakukan hal yang mustahil ketika datang dari minus 91 untuk menutup celah dengan Fabio," jelas Paolo Ciabatti.

Bastianini akan bergabung dengan Bagnaia musim depan bersama Ducati. Ini akan menciptakan persaingan yang menegangkan setelah keduanya terlibat banyak pertarungan pada musim 2022.

Baca Juga : Dokumenter Marc Marqez : All In, Akan Tayang Di Amazon Prime

Namun, Ciabatti mengatakan bahwa situasi ini adalah sebuah 'kemewahan' dan dirinya yakin akan mampu mengelola ketegangan yang mungkin timbul di antara keduanya.

"Beberapa orang mungkin berpikir kami akan memiliki situasi yang sulit untuk dikelola tahun depan. Di antara mereka berdua, mereka memenangi lebih dari 50 persen Grand Prix. Saya pikir itu masalah yang bagus untuk dikelola," jelas Paolo Ciabatti.