KabarOto.com - Pemerintah terus mengupayakan agar kendaraan listrik bisa segera diminati oleh masyarakat di Indonesia. Karena, selain ramah lingkungan, kendaraan listrik juga mebgurangi ketergantungan impor BBM dari luar negeri.
Namun, tingginya harga mobil listrik dan minimnya fasilitas pengecasan, masih menjadi pertimbangan untuk membeli kendaraan tersebut. Mobil konvensional masih tetap dipilih.
Baca Juga: Kurangi Impor BBM, Kementerian ESDM Luncurkan Kendaraan Listrik
Namun, Menteri BUMN Erick Tohir optimis, masyarakat akan beralih ke kendaraan ramah lingkungan ini. Menurut dia, mobil listrik hanya sedikit menghasilkan emisi karbon dioksida (CO2) dibanding mobil konvensional.
Selain itu biaya perawatan juga murah, untuk melakukan perjalanan jauh pun tidak perlu memakan biaya besar. "Biayanya hanya seperlima dari mobil konvensional," terang Erick, Sabtu kemarin (03/01).
Sementara itu, Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini menjelaskan, untuk mendukung pengguna kendaraan listrik, saat ini PLN sudah mengoperasikan sekitar 20 unit SPKLU milik perseroan dan 2 unit SPKLU yang menjadi proyek percobaan dengan para mitra.
PLN juga meluncurkan platform digital charge.in yang saat ini sedang dalam pengembangan. Diharapkan, bisa menjadi platform tunggal untuk seluruh SPKLU di tanah air.
“Kami pastikan, penyediaan pasokan listrik dan berbagai infrastruktur kelistrikan seperti SPKLU akan kami siapkan,“ ucap Zulkifli.
Untuk diketahui, dalam menunjang penggunaan mobil listrik di tol trans Jawa, PLN telah memiliki SPKLU di 4 rest area di Tol Trans Jawa.
Mengubah ekosistem kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan listrik, adalah langkah untuk mewujudkan ketahanan energi.
Baca Juga: Grab Akan Gunakan 26.000 Kendaraan Listrik Di Indonesia
Selain itu juga mengubah konsumsi energi impor menjadi energi domestik. Penggunan kendaraan listrik dapat mengurangi biaya operasional transportasi, serta mengurangi emisi, udara dan lingkungan menjadi bersih.
