Group B Rally jadi Balap Terganas dan Paling Kelam di Eranya

Group B Rally jadi Balap Terganas dan Paling Kelam di Eranya

Kipli
Kipli
2 jam, 34 menit lalu
Group B Rally jadi Balap Terganas dan Paling Kelam di Eranya

Foto: Monochrome Watches

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

KabarOto.com - Penggemar ajang motorsport reli pastinya tahu dengan keganasan kelas Grup B (Group B rally), yang dikenal sebagai aksi balap rally paling sangar ditambah pembalap terganas sepanjang sejarah ajang rally dunia.

Melihat aksi mobil-mobil Grup B diibaratkan melihat naga yang melesat kencang, terbang rendah, hingga menyemburkan api. Hal inilah yang menjadi daya tarik penggemarnya yang juga nekat menonton dari jarak super dekat, bahkan ada yang masuk ke lintasan.

Ajang kompetisi reli dimulai saat Federation Internationale de l'Automobile (FIA) mendirikan World Rally Championship (WRC) pada tahun 1973. Berada di bawah bayang-bayang balapan Formula 1 dengan organisasi Formula One Constructors' Association (FOCA) membuat Jean Marie Bellestre, presiden dari Fédération Internationale du Sport Automobile (FISA) berpikir perlu ada kelas baru untuk menarik produsen mobil.

Bisa dibilang perseteruan antara FOCA dan FISA inilah yang akhirnya melahirkan kelas baru dalam WRC yaitu Grup A (mobil produksi modifikasi), Grup B (sportscar modifikasi), dan Grup N (mobil produksi kelas standar).

Baca Juga: Toyota Celica GT-Four, Senjata Rally Legendaris yang Kontroversial

Audi Quattro dengan sistem penggerak empat roda untuk reli

Grup B inilah yang menjadi kelas paling liar karena peraturannya sangat minimal. Tak ada batasan bentuk mobilnya. Beberapa peraturan yang wajib dipenuhi peserta Grup B hanya kabin harus bisa memuat dua kursi saling bersisian dan tak boleh beratap terbuka. Berat minimal mobil ditentukan dari kubikasi mobil, ukuran ban ditentukan dari kubikasi mobil, sisanya bebas.

Munculnya peraturan itu, membuat produsen mobil berlomba-lomba membuat mobil-mobil 'diluar nalar' dengan teknologi canggih di eranya, sehingga Grup B dikenang sebagai zaman keemasan reli.

Beberapa mobil yang terkenal di ajang Grup B seperti Audi Quattro, Lancia 037, Ford Escort RS200, Peugeot 205 T16, dan masih banyak lagi. Syarat lain untuk bisa ikutan berlaga di Grup B, mobil-mobil tersebut harus dihomologasi alias diproduksi paling tidak 200 unit.

Peugeot 205 T16 salah satu legenda Grup B

Berbeda dengan Grup A yang minimal mobilnya harus dihomologasi 4.000 unit. Otomatis ajang reli Grup B jadi dipenuhi mobil-mobil sangar yang bahkan punya performa melebihi mobil Formula 1 dengan tenaga 500 dk hingga 600 dk di eranya.

Setiap tahun, produsen mobil membuat mobilnya jadi makin kencang hingga sampai tahapan dimana kecepatan mobil sudah diluar nalar pembalapnya. Walter Rohrl, legenda reli sampai berkata, "Saking cepatnya mobil, otak manusia bisa berpikir normal untuk mengendalikannya."

Bukan tanpa alasan, era itu sangat minim fitur keselamatan, tak ada traction control sehingga pereli hanya modal keahlian untuk mengendalikan liarnya mobil di lintasan. Namun justru itulah pesona dari Grup B yang membuat ribuan penonton rela memadati jalur demi melihat langsung adu kencang itu hingga finish.

Baca Juga: Fakta Menarik, Beberapa Perlengkapan Vital Wajib Ada di Mobil Balap Rally

Ford Escort RS200 yang dikemudikan Marc Surer

Mobil semakin kencang, otomatis menjadi semakin sulit dikendalikan dan otomatis kecelakaan pun makin sering terjadi di Grup B. Beberapa kecelakaan ngeri seperti mobil yang terbang menabrak pohon, menabrak penonton, jungkir balik, hingga terbakar sering terjadi.

Tak hanya itu, tingkah laku penonton pun makin tak bisa ditolerir. Ada yang sengaja berdiri di tengah trek, hingga menyebrang trek demi sensasi adrenalin dikejar mobil reli kencang.

Satu nama yang cukup ikonik adalah Michelle Mouton, pembalap wanita yang disebut pembalap Formula 1 yaitu Niki Lauda sebagai 'Superwoman'. Selain itu ada Walter Rohrl, Ari Vantanen, Juha Kankkunen, Attilio Bettega, Hannu Mikkola, Stig Blomqvist dan masih banyak lagi. Namun setelah meninggalnya Henri Toivonen, maka kegilaan Grup B akhirnya terkubur dan tinggal kenangan.

Lancia 037 banyak memakan korban

Kecelakaan Henri Toivonen terjadi pada tahun 1986 dan memang tahun itu adalah tahun paling gila karena banyaknya kecelakaan yang terjadi. Sebelum kecelakaan Toivonen, ada sebuah insiden ketika pereli asal Portugal Joaquim Santos mengalami kecelakaan pada Stage Lagoa Azul karena kehilangan kendali dan menabrak penonton, tiga orang dilaporkan tewas.

Lalu pada bulan Mei 1986 di etape Tour de Corse inilah yang akhirnya membuat Grup B tutup buku. Hanya berjarak 7 km dari garis start, Lancia 037 besutan Henri Toivonen masuk ke jurang dan meledak.

Kecelakaan itu menghanguskan seluruh bodi mobil sehingga Toivonen dan navigatornya, Sergio Cresto, tewas di tempat. Di etape yang sama setahun sebelumnya juga sudah memakan korban Attilio Bettega, pereli asal Italia yang sama-sama menggunakan Lancia 037.

Meninggalnya Henri Toivonen dan Sergio Cresto, kecelakaan Joaquim Santos yang menewaskan penonton, dan meninggalnya Mark Wyder di Ford RS200 pada tahun yang sama membuat FIA langsung bergerak cepat. Tahun 1987, seluruh mobil Grup B dihapus dan dilarang di ajang balapan.

Tags:

#Group B Rally #Balap Mobil #World Rally Championship

Bagikan

Berita Terkait

Bagikan