KabarOto.com - Mitsubishi New Xpander dan New Xpander Cross dirancang dengan fitur keselamatan mumpuni. Salah satunya penerapan teknologi rangka bodi RISE (Reinforce Impact Safety Evolution) yang termasuk salah satu fitur keselamatan pasif.
Lalu apa itu teknologi sasis RISE? Begini penjelasannya.
Xpander dibangun dengan sistem sasis monocoque (monokok). Bagian bodi menjadi kerangka yang kuat untuk melindungi ruang kabin jika terjadi benturan.
Sasis model ini relatif lebih melindungi penumpang dari benturan saat tabrakan. Energi benturan dapat diserap bodi, dan tidak diteruskan ke kabin. Artinya tak ada lagi besi sasis yang melintang di bawah bodi mobil seperti mobil komersial.
Baca juga: Mitsubishi Turunkan 2 Triton Pulihkan Trauma Pasca Bencana
Kelebihan lain sasis monokok adalah lebih ringan, serta memberikan ukuran kabin lebih luas, dan efisiensi bahan bakarnya maksimal. Bahkan sistem sasis ini diadopsi dari pembuatan pesawat terbang.
Di Mitsubishi, sasis monokok kemudian dikembangkan lagi dengan nama RISE (Reinforce Impact Safety Evolution). Sasis monokok ini terbentuk dari beberapa bagian High Tensile Metal, di mana bahannya jauh lebih kuat dibanding metal biasa.
Lalu dek kabin merupakan bagian terbesar yang disatukan dengan bagian lain lewat stamping machine atau mesin pres besar. Kemudian ditambahkan titik-titik pengelasan, serta engsel panel bodi seperti pintu, kap mesin, sampai pintu bagasi.
Karena itu RISE disebut sebagai kesatuan antara bodi dan sasis untuk meningkatkan kenyamanan berkendara. Sebab strukturnya efektif menyerap energi tabrakan dari segala arah depan, belakang, hingga samping, demi meminimalkan kerusakan.
Baca juga: Mitsubishi Gelar Kompetisi Diler Untuk Puaskan Konsumen
Dalam tabrakan hebat, fitur tersebut bisa menjaga bentuk interior tetap utuh, sehingga meminimalisir risiko keselamatan pada penumpang.
Lalu ada Pedestrian Protection yang dibuat sedemikian rupa agar lebih aman bagi pejalan kaki. Fitur ini merupakan struktur peredam energi benturan di kap mesin, bumper, dan fender depan guna meminimalkan deformasi akibat benturan serta mencegah cedera bagi pejalan kaki.
