Maverick Vinales Blak-blakan: Salah Langkah dan Menyesal Cabut dari Yamaha
Maverick Vinales saat tergabung dengan tim Monster Energy Yamaha MotoGP. (Foto: MotoGP)
KabarOto.com - Maverick Vinales buka suara soal salah satu keputusan terbesar dalam kariernya di MotoGP. Pembalap Spanyol itu mengakui sempat menyesal meninggalkan tim Monster Energy Yamaha MotoGP pada musim 2021 dan memilih bergabung dengan Aprilia. Menurutnya, bertahan bersama pabrikan Jepang tersebut bisa saja memberinya hasil yang lebih baik.
Kronologi Vinales Tinggalkan Yamaha
Vinales bergabung dengan Yamaha pada 2017 setelah pindah dari Suzuki. Awalnya, karirnya bersama tim pabrikan Yamaha berjalan menjanjikan. Ia langsung memenangi tiga balapan dari empat seri awal musim tersebut. Namun, performa itu tak bertahan lama. Setelah kemenangan terakhirnya di akhir 2018, hasil Vinales bersama Yamaha cenderung naik turun.
Hubungan Vinales dan Yamaha pun kian memanas pada musim 2021. Rentetan hasil mengecewakan berujung pada keputusan kedua pihak untuk berpisah lebih cepat dari kontrak yang seharusnya berakhir di akhir musim.
Situasinya semakin rumit ketika Vinales diskors setelah terbukti sengaja memaksa mesin Yamaha bekerja di luar batas saat MotoGP Styria.
Setelah berpisah dengan Yamaha, Vinales langsung bergabung dengan Aprilia pada paruh akhir musim 2021. Ia bertahan bersama pabrikan asal Noale tersebut hingga akhir 2024, sebelum akhirnya melanjutkan karier ke Tech3 KTM.
Dalam sebuah podcast bersama Jorge Lorenzo, mantan juara dunia MotoGP sekaligus pelatih barunya Vinales mengaku kini memandang keputusannya itu dengan sudut pandang berbeda.
Baca Juga: Maverick Vinales Ungkap Rugi Rp325 Miliar Saat Berpisah dengan Yamaha di Tahun 2021
Vinales Menyesali Keputusannya Tinggalkan Yamaha
"Saya agak menyesal. Kalau bertahan di Yamaha, mungkin saya bisa mendapatkan lebih banyak," kata Vinales. Meski begitu, ia menegaskan bahwa saat itu dirinya memang membutuhkan perubahan suasana.
Vinales juga mengenang pengalamannya menjadi rekan setim Valentino Rossi. Menurutnya, itu adalah pengalaman yang menyenangkan sekaligus menantang.
“Rasanya aneh ketika kamu menyadari bisa lebih cepat dari idola kamu. Tapi Valentino itu sangat karismatik. Dia membuat semua orang merasa nyaman dan punya pengaruh besar di Yamaha,” ujar Vinales.
Namun, ia mengakui ada masa-masa sulit, terutama pada 2018 ketika arah pengembangan motor Yamaha tidak sejalan dengan gaya balapnya.
"Mesin dan sasisnya berkembang ke arah yang berbeda dengan apa yang saya butuhkan. Di Phillip Island saya bisa tampil bagus karena grip, tapi di balapan lain sangat sulit," ungkapnya.
Vinales juga menilai musim 2017 sebenarnya menjadi peluang terbaiknya untuk berburu gelar juara dunia. Ia merasa Yamaha saat itu tidak sepenuhnya mengikuti masukan teknis yang ia sampaikan, meski hasil awal musim sangat menjanjikan.
Baca Juga: Punya Tujuan Juara MotoGP, Maverick Vinales Merasa Dicuekin Yamaha
"Di tes Valencia, saya pakai motor yang identik dengan milik Jorge Lorenzo, dan catatan waktunya sangat bagus. Saya bilang, ‘Motor ini saja sudah cukup untuk balapan pertama’. Tapi akhirnya kami balapan dengan motor yang berbeda," katanya.
Kini, dengan pengalaman panjang di Yamaha, Aprilia, dan KTM, Vinales mengaku lebih matang dalam menilai setiap keputusan. Penyesalan itu ada, tetapi menjadi bagian dari perjalanan kariernya di MotoGP.
Tags:
#Maverick Vinales #Monster Energy Yamaha MotoGP #MotoGP 2025