POPULAR STORIES

Melihat Dari Dekat Holden Torana, Taksi Pertama Blue Bird Di Indonesia

Melihat dari Dekat Holden Torana, Taksi Pertama Blue Bird di Indonesia Holden Torana, armada pertama Blue Bird di Indonesia (Foto: Deddy KabarOto)

KabarOto.com - Blue Bird dikenal sebagai perusahaan transportasi umum (taksi) di Indonesia. Sudah eksis sejak tahun 1972 sampai sekarang. Perusahaan berlambang burung biru ini, identik dengan merek Toyota sebagai armadanya. Namun, Taksi Bluebird pertama Indonesia adalah Holden LJ Torana, ada 25 unit yang dioperasikan.

Sedan buatan Australia itu, terlihat kokoh dan kuat, namun membuat nyaman penumpangnya. Seiring berjalannya waktu, mobil tersebut hanya tinggal kenangan, anya tersisa dua unit, dipertahankan dalam kondisi orisinil. Tampilannya sama persis seperti dulu, saat pertama kali beroperasi.

Sebagai armada ikonik, mobil ini terpajang di kantor pusat Blue Bird, kawasan Mampang, Jakarta Selatan dan Museum Transportasi TMII.

KabarOto melihat langsung salah satu unit di Museum Transportasi TMII. Tampilan eksterior, Holden Torana sekilas terlihat seperti muscle car, yang digunakan Dominic Toretto. Sayang tidak bisa masuk ke kabin, karena dibatasi oleh rantai plastik, sehingga hanya bisa melihat dari jarak satu meter saja.

Baca Juga : Deretan Mobil Ikonik Yang Pernah Digunakan Ken Block

Dimensi LJ Torana terlihat cukup kompak, memiliki panjang 4.368 mm, lebar 1.600 mm, dan tinggi 1.346 mm, dengan 4 pintu.

Bentuk bodinya kekar, kap mesin panjang, ada tarikan garis mengotak ciri khas mobil masa itu. Banyak aksen krom, di bagian gril, bumper, hingga sisi bodi samping.

Warna khas Blue Bird yaitu biru muda solid, namun pada 2002 warnanya diubah jadi Metallic Frost Blue oleh Presiden Komisaris, Alm. Chandra Suharto menyelimuti seluruh bodi. Terdapat logo lama Blue Bird di pintu depan kanan dan kiri.

Baca Juga : Beli Pertamax Harga Baru Dapat Promo Khusus

Menggunakan mesin berkapasitas 2.834 cc, dilengkapi sistem pendinginan watercooled, diklaim mampu hasilkan tenaga 119 dk pada 4.400 rpm, dan torsi maksimal 226,8 Nm pada 2.000 rpm. Disambung ke transmisi manual 4 percepatan.

Saat itu, Blue Bird menjadi taksi pertama yang menggunakan argometer sebagai penentu tarif. Serta mengandalkan sistem komunikasi radio, demi memudahkan sistem order dari operator pusat.