POPULAR STORIES

Produksi Mobil Indonesia Masih Kalah Dari Thailand

Produksi Mobil Indonesia Masih Kalah dari Thailand

KabarOto.com - Indonesia menjadi salah satu negara yang perkembangan industri otomotifnya bisa dikatakan cukup baik. Sekjen Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara mengatakan, posisi industri otomotif Indonesia tahun 2019 menduduki peringkat ke-13.

Sementara dari kacamata penjualan roda empat posisinya ke-15. "Kita bersaing ketat dengan Thailand yang jauh menngungguli Indonesia," terang dia dalam Webminar yang digelar Markplus, Selasa (22/09).

Baca Juga: Dorong Daya Beli, Penjualan Otomotif Andalkan Subsidi Pajak

Namun, menurut Kukuh, Indonesia masih lebih unggul dari Thailand untuk pasar domestik.

Sementara itu, di Asean, produksi Indonesia masih kalah dengan Thailand, negara ini sudah mampu membuat 2 juta unit mobil per tahun. Sementara, Indonesia sudah pernah mencapai 1,3 juta per tahun.

"Ini yang menjadi tantangan bagaimana kita mengungguli Thailand yang penduduknya lebih sedikit," terangnya.

Pabrik mobil milik anggota Gaikindo

Kapasitas produksi yang terpasang di Indonesia mencapai 2,3 juta unit mobil per tahun. "Artinya, kalau memproduksi 1,3 juta masih di bawah kapasitas, bisa ditingkatkan," terang Kukuh.

Sementara itu, masyarakat yang terlibat dalam industri roda empat mencapai 1,5 juta. "Jika digabung dengan roda dua bisa 3 juta yang terlibat," terangnya.

Jumlah yang terlibat itu mulai dari hulu hingga hilir, menyediakan komponen, merakit dan memproduksi hingga pengiriman bahkan penjualan.

Industri otomotif juga menduduki posisi ke-8 ekspor unggulan untuk Indonesia, dengan dengan 300 ribuan unit per tahun.

"Kalau ditingkatkan menjadi 1 juta unit, menjadi yang tertinggi ekspor non migas," tambah Kukuh.

Baca Juga: Mobil Baru Di Indonesia Bebas Pajak, Ini Tanggapan BMW Dan Toyota

Dia juga menambahkan, Indonsia sebeneranya sudah memasuki 1 million club, artinya sudah memproduksi mobil lebih dari 1 juta, dan kemudian memasarkan di dalam negeri 1 juta.

"Hanya sedikit negara yang seperti itu, kita patut bangga," tutup Kukuh.