POPULAR STORIES

Sejarah Toyota Kijang Dari Awal Lahir, Hingga Generasi Terkini

Sejarah Toyota Kijang dari Awal Lahir, Hingga Generasi Terkini Foto: KabarOto & Toyota

KabarOto.com - Siapa tak kenal Toyota Kijang, mobil andalan keluarga Indonesia yang lahir 43 tahun lalu ini sudah melakukan evolusi sebanyak 6 generasi. Namun di sini KabarOto akan membahas generasi Kijang saja, alasannya adalah mobil inilah yang menjadi cikal bakal MPV modern Toyota Innova.

Toyota Kijang 'Buaya' berkode sasis KF10 mengawali debutnya di tahun 1977 hingga 1981. Dijuluki buaya karena ketika kap mesin dibuka, bentuknya seperti binatang buaya yang membuka mulutnya.

Toyota Kijang pertama kali diperkenalkan di PRJ (Pekan Raya Jakarta) pada 1977. Nama Kijang sendiri adalah singkatan dari Kerjasama Indonesia Jepang. Pada saat itu, kehadiran mobil ini sebagai jawaban atas kebutuhan kendaraan angkut yang tangguh.

Mesin Kijang buaya ini menggunakan kode 3K dengan konfigurasi 4 silinder segaris OHV berkapasitas 1.200 cc, diklaim sanggup menghasilkan tenaga 55 dk dan torsi 93 Nm, disambung ke transmisi manual 4 percepatan dengan penggerak roda belakang.

Baca juga: Test Drive - Toyota Kijang Innova Venturer 2.4 Diesel A/T

Semua komponen dari mobil ini masih sangat mendasar, bahkan kaca untuk pintu samping belum diaplikasikan, karena masih menggunakan penutup kanvas.

Sasis dari mobil ini menggunakan ladder frame, yang dipercaya lebih dapat menahan guncangan. Mobil ini hanya keluar dalam versi pikap oleh Toyota, tetapi banyak dibuat mobil penumpang oleh karoseri.

Generasi kedua yang lahir pada tahun 1981 hingga 1986 dikenal dengan julukan Toyota Kijang 'Doyok' dengan kode sasis KF20. Disebut Doyok karena bentuknya yang kotak dan kurus, identik dengan tokoh sebuah media cetak kala itu.

Ada beberapa versi Kijang Doyok saat itu ada Beta, Tamara, Turangga, Targa GT dan lainnya. Semua tipe tersebut dikerjakan oleh perusahaan karoseri yang mengubah tampilan dari Kijang tersebut.

Generasi ini Kijang sudah mengeluarkan versi MPV-nya. Namun bukan dari Toyota langsung, melainkan mengandalkan perusahaan karoseri.

Mesin yang dipakai Kijang Doyok adalah 4K 4 silinder dengan kapasitas 1.300 cc, yang kemudian berganti kode menjadi 5K 4 silinder pada tahun 1985 dengan kapasitas 1.500 cc.

Beralih pada tahun 1986 hingga 1996, lahir Toyota Kijang Super. Teknologi full pressed body yang diaplikasikan mobil tersebut dapat mengurangi 2-5 kg dempul tiap unitnya. Maksud dari teknologi tadi adalah pembuatan panel bodi menggunakan mesin pres, cara pengaplikasian bodi mobil mayoritas menggunakan sambungan antar pelat.

Tahun 1995, improvisasi dilakukan pada sektor mesin. Kode 7K 4 silinder segaris berkapasitas 1.800 cc dimandatkan untuk mengganti mesin 5K yang sebelumnya digunakan.

Kijang 'Kapsul' kemudian lahir pada tahun 1996 hingga 2004. Jika sebelumnya ada mesin bensin 4 silinder 1.800 cc tipe 7K, di generasi ini lahir mesin diesel 4 silinder 2.400 cc tipe L. Nah pada generasi ini, mulai mengadopsi transmisi otomatis 4 percepatan, hadir pada varian Krista yang merupakan varian tertinggi Kijang kapsul saat itu.

Fitur juga sudah cukup lengkap pada zamannya, seperti power window, power steering, speaker, sudah menjadi standar bagi Kijang Kapsul MPV ini. Tetapi untuk versi pikap, belum tersedia fitur-fitur tersebut.

Kemudian, pada tahun 2000, Toyota juga mulai memproduksi Kijang dengan sistem injeksi untuk suplai bahan bakarnya.

Ada dua tipe pilihan mesin bensin EFI (Electronic Fuel Injection), yakni 7K-E 4 silinder dengan kapasitas 1.800 cc bertenaga 80 dk dan 1RZ-E 4 silinder berkapasitas 2.000 cc dengan tenaga 100 dk.

Ada beberapa varian untuk mobil ini, dimana yang long wheelbase memiliki tipe LX, LSX dan LGX. Sementara untuk yang short wheelbase bertipe SX, SSX, SGX dan Rangga. Dan varian pikap tentunya.

Baca juga: Test Drive Toyota Innova Venturer 2.4 Diesel A/T, Mewah Dan Mahal

Varian SX–LX, keduanya memiliki standar fitur yang sama, hanya saja LX lebih panjang 50 cm. Fitur yang digunakan juga belum lengkap, tidak ada power steering, audio, bahkan interior minim sekali panel, sehingga wajar bila sebagian pelat bodi terlihat.

Bangku bagian belakang juga masih mengusung desain berhadapan. Untuk LX hanya ada dalam pilihan bensin 1.800 cc karburator.

Tipe SSX–LSX, untuk varian ini, ada improve pada bagian jok yang menggunakan bahan semikulit. Namun, untuk bagian belakang masih mengusung jok berhadapan.

Adapun model tertingginya yakni SGX–LGX. Untuk varian ini, interior sudah di-cover semua, pemakaian jok juga menggunakan bahan fabric dan AC yang sudah double blower, pelek alloy 14 inci, lengkap wiper belakang. Untuk LGX sudah memiliki power window, serta jok belakang yang sudah menghadap depan semua.

Belum berhenti sampai disitu, varian Krista dan Rangga, merupakan versi lengkap dari SGX dan LGX, dengan tambahan overfender, warna dual tone dan juga penggunakan interior panel kayu, lengkap dengan pelek racing berwarna polished metal.

Produksi mobil ini berakhir pada tahun 2004 untuk yang MPV, sementara versi pikap baru berakhir di 2007. Penjualan generasi ini tidak sampai mengalahkan pendahulunya, karena hanya tercatat laku 264.226 unit sepanjang generasinya.