KabarOto.com - Demi keamanan dan kenyamanan konsumen dalam berkendara, PT Astra Honda Motor (AHM) siap bekerja sama dan berhati-hati melakukan penelitian terkait rangka enhanced Smart Architecture Frame (eSAF). Kerja sama dilakukan setelah pemerintah membentuk tim penelitian yang terdiri dari Kemenhub, KNKT dan AHM untuk mengidentifikasi permasalahan dan perumusan mitigasi rangka eSAF.
Baca Juga: Dihadiri 350 Bikers, Ikatan Motor Honda Bandung (IMHB) Rayakan Ulang Tahun Ke-21
”Kami sangat berhati-hati dalam melakukan penelusuran dan analisa dengan menyelidiki penyebab permasalahan yang dikeluhkan," ujar Direktur Marketing AHM, Octavianus Dwi Putro.
PT AHM sendiri membuka jalur penyampaian keluhan terkait rangka eSAF melalui layanan telepon 1-500-989, email [email protected] atau sms 0811-9-500-989. Selain itu, konsumen juga bisa datang langsung ke bengkel resmi Astra Honda Authorized Service Station (AHASS) terdekat untuk melakukan perbaikan sesuai kondisi motor.
PT AHM sendiri mengaku siap bersikap kooperatif membantu kementerian terkait melakukan analisa terhadap keluhan konsumen. "Terima kasih atas kepercayaan kepada AHM dan seluruh jaringan Honda,” ujar Octavianus Dwi Putro.
Sementara, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan akan terus mengawal dan mengawasi isu ini sesuai pada tugas pokok dan fungsi yang semestinya untuk mewujudkan keselamatan pada kendaraan bermotor. Adapun perwakilan dari Kemenhub yang akan dilibatkan salah satunya dari Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor (BPLJSKB).
Balai milik Kemenhub ini bertugas menguji kendaraan, termasuk produk sepeda motor sebelum dijual ke pasar. Tugas mereka menerbitkan Sertifikat Uji Tipe (SUT) dan Sertifikat Registrasi Uji Tipe (SRUT).
Baca Juga: Cara Mudah Periksa Rangka ESAF Motor Honda, Berkarat Atau Tidak
Tim gabungan sendiri dalam wakut dekat akan melakukan kunjungan ke pabrik PT AHM untuk melihat proses produksi rangka eSAF.
"Kita juga akan visit ke perusahaan yang memproduksi rangka eSAF. Jadi kita bisa mengetahui apa yang terjadi, dan akan melakukan improvement untuk mencegah hal ini terjadi lagi," ujar Investigator Senior KNKT, Ahmad Wildan.
