Penurunan Penjualan, Nissan Pangkas 9.000 Pekerjaan dan Kapasitas Produksi Global 20%
KabarOto.com - Produsen otomotif Nissan Motor mengumumkan pemotongan 9.000 pekerjaan dan pengurangan kapasitas produksi global sebesar 20% untuk menghemat biaya sebesar 400 miliar yen (sekitar Rp 62,5 triliun) dalam tahun fiskal ini, menyusul penurunan penjualan di pasar Tiongkok dan Amerika Serikat.
Dilansir dari Nikkei Asia langkah ini menyoroti tantangan besar yang dihadapi Nissan, produsen mobil terbesar ketiga di Jepang, yang belum sepenuhnya pulih sejak kepergian mantan ketua Carlos Ghosn pada 2018 dan perampingan kerja sama dengan Renault.
Baca juga: Nissan Kicks Bergaya "Urban Show" Tampil di SEMA Show 2024
Pada Kamis, Nissan juga memangkas proyeksi laba tahunan hingga 70% menjadi 150 miliar yen (Rp 14,7 triliun), yang merupakan revisi kedua sepanjang tahun ini.
Seperti banyak produsen asing, Nissan menghadapi persaingan ketat di Tiongkok, terutama dari produsen lokal seperti BYD yang menawarkan kendaraan listrik dan hibrida dengan harga terjangkau serta teknologi canggih.
Namun, tantangan Nissan yang lebih besar mungkin justru ada di Amerika Serikat, di mana jajaran kendaraan hibridanya kurang kompetitif dibandingkan saingan utamanya, Toyota, yang mengalami peningkatan permintaan untuk kendaraan hibrida.
CEO Nissan, Makoto Uchida, mengakui bahwa perusahaan kurang memahami permintaan pasar AS untuk kendaraan hibrida yang berkembang pesat.
"Kami tidak mengantisipasi peningkatan cepat HEV (hibrida listrik), kami baru mulai menyadari tren ini pada akhir tahun fiskal lalu." kata Uchida dalam konferensi pers.

Nissan berencana memangkas kapasitas produksi sebesar 20%, mempercepat pengembangan model baru menjadi 30 bulan, dan mempererat kolaborasi dengan mitra strategisnya, Renault dan Mitsubishi Motors.
Namun, Uchida belum mengungkapkan detail lebih lanjut mengenai waktu dan lokasi pemotongan pekerjaan serta produksi ini.
Selain itu, Nissan juga sedang mempertimbangkan untuk melepas hingga 10% sahamnya di Mitsubishi Motors guna mengumpulkan dana hingga 68,6 miliar yen (sekitar Rp 10,5 triliun).
Secara global, Nissan memiliki 25 lini produksi dan berencana mengurangi kapasitas maksimalnya, termasuk dengan menyesuaikan kecepatan jalur produksi dan pola kerja di pabrik.
Pendapatan operasional perusahaan untuk kuartal kedua tahun fiskal, dari Juli hingga September, anjlok 85% menjadi 31,9 miliar yen, jauh di bawah perkiraan 66,8 miliar yen.
Baca Juga: Galeri Modifikasi Nissan Skyline R34 GT-R Super Silhouette Liberty Walk (LBWK)
Penjualan global Nissan turun 3,8% menjadi 1,59 juta unit pada semester pertama tahun fiskal, terutama disebabkan oleh penurunan penjualan 14,3% di Tiongkok dan hampir 3% di AS.
Kedua pasar ini mencakup hampir setengah dari total volume penjualan Nissan secara global.
Baca Original Artikel