POPULAR STORIES

5.000 Pekerja BMW Group Terancam PHK Imbas Pandemik Covid-19

5.000 Pekerja BMW Group Terancam PHK Imbas Pandemik Covid-19 Foto: Kipli

KabarOto.com - Terus improvisasi dengan mobil-mobil barunya, Ternyata BMW Group juga merasakan dampak negatif yang kuat menghadapi pandemi Corona atau Covid-19. Tak tanggung-tanggung BMW merencanakan mengurangi karyawan hingga 5.000 orang.

Hal tersebut merupakan respons pabrikan yang juga menaungi merek MINI dan Rolls-Royce terhadap kondisi dunia otomotif belakangan. Performa penjualan kendaraan, khususnya BMW diklaim terus mengalami kemerosotan akibat pandemik Covid-19.

Setidaknya sampai kondisi pulih total. Sebelumnya pabrikan telah menghentikan aktivitas produksi sejak April, sebelum akhirnya dibuka kembali pertengahan Mei.

Sebagai informasi, pada triwulan pertama 2020, BMW Group menjual 477.111 unit ke seluruh dunia. Dibandingkan tahun lalu pada periode sama, terdapat penurunan signifikan mencapai 20,6 persen. Detailnya untuk BMW 411.809 unit (turun 20.1 persen), Mini sebanyak 64.449 (turun 23,4 persen) dan Rolls-Royce 853 (turun 27,2 persen).

Reduksi dimulai Februari, dengan permintaan dari Cina yang berkurang drastis. Pada kuartal pertamanya terjadi degradasi sampai 30,9 persen dibanding periode sama tahun lalu.

Baca Juga: Pemilik BMW M-Series Bisa Andalkan Servis Terbaik

Kemudian pada Maret, efek wabah mempengaruhi market Eropa (kuartal pertama 2020 dikomparasi tahun lalu ada penurunan 18,3 persen) dan Amerika Serikat (turun 17,6 persen). Lantaran 80 persen outlet retail di Eropa dan 70 persen di Amerika Serikat terpaksa tutup, karena adanya larangan dari pemerintah.

Prediksinya penjualan pada kuartal kedua tak lebih baik dari tiga bulan pertama. Target margin keuntungan 2020 pun telah direvisi. Bahkan mereka tak menaruh ekspektasi tinggi terhadap adanya keuntungan.

Rencana pengurangan tenaga kerja dilaksanakan dengan beberapa skema. Chief Financial Officer BMW, Nicolas Pete mengungkapkan, pihaknya akan mengurangi jam kerja bagi karyawan dengan kontrak pendek, dan membebastugaskan beberapa tanpa dibayar. Bila ini belum cukup untuk menjaga kestabilan perusahaan, kemungkinan BMW juga mengimplementasikan paket pensiun dini.

BMW bukan satu-satunya merek papan atas yang mengambil langkah ekstrem akibat kondisi global. McLaren minggu lalu resmi mengumumkan akan menghentikan seperempat pekerjanya, atau total 1.200 orang.

Merek asal Prancis, Renault juga tengah bersiap merumahkan 15 ribu karyawannya (4.600 di Prancis dan 10 ribu di seluruh dunia). Meski ini bukan sepenuhnya disebabkan Covid -19, tapi adanya pandemi justru menambah urgensi penerapan rencana itu.