KabarOto.com – Kondisi cuaca saat balapan memang tidak bisa ditentukan. Bisa saja hujan turun ketika balapan sedang berlangsung, namun apakah kokpit mobil Formula 1 akan ikut basah terendam air? Mengingat bagian atapnya terbuka.
Mobil F1 didesain dengan aerodinamis sedemikian rupa, sehingga aliran angin pada kecepatan rata-rata saat balapan mampu menghalangi sekeliling bodi mobil kemasukkan air khususnya bagian kokpit.
Baca juga: Double Podium Buat Red Bull Racing Kokoh Pimpin Klasemen Konstruktor F1 2022
Pembalap juga seringkali tidak mengetahui kondisi saat hujan, kecuali terkena percikan air dari mobil di depannya, karena perangkat Halo diyakini juga berpengaruh meminimalisir percikan hujan intensitas kecil. Hal ini sempat dinyatakan oleh Carlos Sainz ketika membela Renault pada 2018.
"Ketika hujan turun rintik-rintik, kita tidak bisa melihatnya dari kaca helm. Adanya Halo sedikit mencegah tetesan hujan untuk menyentuh kaca helm secara langsung. Jadi kita tidak bisa melihat jelas apakah sedang hujan atau tidak,” kata Sainz
Kondisi dengan hujan intensitas ringan ke sedang membuat para pembalap terkadang sulit menebak, karena mereka tentunya tidak bisa melaju maksimal seperti di jalanan kering. "Kita harus menebak-nebak dengan bantuan dari pit melalui radio dan melihat seberapa deras hujan turun. Dari kami, kaca helm sepenuhnya kering, tapi di luar hujan sudah turun. Jadi itu akan sedikit sulit," jelas Sainz.
Baca juga: Ini Penyebab Charles Leclerc Tidak Maksimal Di F1 Belgia 2022
Saat mobil kemasukkan air pun suhu panas di kokpit mencapai 40 derajat, pastinya membuat air yang masuk lebih cepat menguap.
Masalah terbesar sebenarnya adalah aquaplanning, karena ban bisa kehilangan traksi dan mobil tergelincir. Lalu percikan air dari mobil F1 juga punya intensitas tinggi sekitar 85 liter pada kecepatan 300 kpj, ini membuat visibilitas sangat terganggu. Walau visor para pembalap juga sudah dilapisi agar memberikan efek daun talas, sehingga air tidak menempel.
