POPULAR STORIES

BBKKP Yogyakarta Bersama Bando Kembangkan V-Belt Berkualitas

BBKKP Yogyakarta Bersama Bando Kembangkan V-Belt Berkualitas Ilustrasi V belt (ist)

KabarOto.com - Sepeda motor matik, saat ini seakan jadi primadona masyarakat. Skutik tersebut, terbukti nyaman dan andal untuk digunakan dalam menghadapi lalu lintas yang padat.

Bila merujuk data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), penjualan sepeda motor di tahun 2017 mencapai 5,8 juta unit. Dari total tersebut, sebanyak 4,5 juta unit atau 82% merupakan angka penjualan motor matik.

Tingginya penggunaan sepeda motor matik di dalam negeri, mendorong Balai Besar Kulit Karet dan Plastik (BBKKP) Yogyakarta untuk melakukan penelitian dan pengembangan (litbang), terhadap salah satu komponen penting di kendaraan roda dua tersebut, yakni V-Belt.

“V-belt atau belt drive merupakan komponen yang berfungsi untuk memindahkan tenaga mesin ke roda,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian, Ngakan Timur Antara dalam keterangan resminya.

Ilustrasi posisi v-belt pada motor matik (biru)

Menurut Ngakan, kualitas serat karet dan sifat reologi komponen V-belt perlu dimaksimalkan. Upaya ini dapat memacu daya saing produk otomotif nasional di tingkat domestik dan global.

“Kami konsisten mendorong kegiatan litbang di setiap unit pelayanan teknis Kemenperin, khususnya di bawah binaan BPPI. Ini guna menjawab kebutuhan industri nasional,” paparnya.

Dalam pengembangan V-belt, BBKKP Yogyakarta yang barada di bawah naungan BPPI, bekerja sama dengan PT Bando Indonesia. Bando Indonesia sendiri sudah dikenal sebagai produsen V belt untuk otomotif.

Baca Juga: Diam-diam Yamaha Keluarkan Warna Baru Untuk Naked Bike MT-25

Riset ini dilakukan dengan mencoba beragam variasi perbandingan polimer Natural Rubber (NR) dan Compression Rubber (CR) untuk menghasilkan v-belt berkualitas tinggi.

“Selain itu, penggunaan akselerator dan sulfur juga dilakukan untuk menghasilkan karet dengan sifat reologi (kekentalan) yang baik, sehingga mampu melekat dengan sempurna,” jelasnya.

Diyakini, penggunaan serat alam pada V-belt yang dihasilkan, menjadikannya bersifat biodegradable, mudah diproses, tidak beracun, serta lebih ringan.

Dengan melakukan modifikasi serat alam dan campuran serat sintetis, Ngakan meyakini, dapat dihasilkan formulasi terbaik. Formula hasil penelitian ini juga telah diuji dan sesuai dengan standar JASO E-107.

JASO E-107 merupakan standar untuk Automotive V-Belts and Corresponding V-Pulley Grooves - Shape and Dimensions yang dikeluarkan oleh Japan Automobile Standard Organization (JASO).

Baca juga: Mantan Pembalap Nasional Ini Buka Bengkel Khusus Skuter

Efek lain dari pengembangan tersebut adalah potensi penyerapan serat alam lokal, yang didukung dengan luas areal perkebunan karet di dalam negeri yang mencapai 3,6 juta hektare dan produksi sebesar 3,6 juta ton pada tahun 2017. “Maka penelitian ini sangat berpotensi digunakan untuk mendukung program hilirisasi produk berbasis karet,” ungkap Ngakan.