POPULAR STORIES

Kapolda Metro Jaya: Gelar Patroli Rutin Selama Ramadan

Kapolda Metro Jaya: Gelar Patroli Rutin Selama Ramadan Irjen Tito Karnavian, Kapolda Metro Jaya menyelenggarakan patroli rutin selama Ramadan. (Foto: Youtube.com)

Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Tito Karnavian bersama personelnya akan melakukan patroli rutin  selama ramadan. Tujuannya tak lain untuk antisipasi daerah-daerah yang dianggap rawan tindakan kejahatan.

Sejak beberapa hari lampau, Kapolda Metro Jaya, telah memerintahkan semua jajarannya untuk lebih aktif dan tanggap terkait maraknya potensi terjadinya tindakan negatif oleh para si pembuat onar.

"Saya sudah sampaikan kepada anggota untuk melakukan operasi kejahatan jalanan yang meresahkan masyarakat," katanya di Mapolda Metro Jaya.

Irjen Pol Tito Karnavian yang merupakan mantan Kapolda Papua ini mengatakan, pihaknya telah mengetahui target operasi. Dalam jajaran operasi ini, pihaknya, Polda Metro Jaya akan melibatkan pihak Polres dan Polsek. Dan tidak menutup kemungkinan Polda Metro Jaya akan mempersenjatai anggotanya untuk menjaga dan memantau daerah-daerah titik rawan tersebut.

"Kita lihat dinamika. Prinsip kita tidak ingin menakuti masyarakat dengan persenjataan yang penting polisi hadir," tuturnya.

Lalu, siapakah Tito Karnavian tersebut sebenarnya?

Irjen Tito Karnavian dilantik Kapolri (12/6) lalu. Iya, pria bertubuh tinggi ini menggantikan Kapolda Metro Jaya sebelumnya, Irjen Unggung Cahyono. Sebelumnya Tito menjabat sebagai Asisten Kapolri Bidang Perencanaan Umum dan Anggaran, setelah sebelumnya menjabat sebagai Kapolda Papua dan Deputi Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Tito perwira tinggi yang prototipe polisi intelek, masih muda. Namun ia menguasai lebih dari dua bahasa asing. Ia pun mempunyai kemampuan pencegahan terorisme dan hubungan internasional. Nama Tito terus memuncak ketika ia berani menangkap Tommy, 2001.

Saat itu, ia masih memimpin Tim Kobra yang berhasil menangkap buronan kakap waktu itu. Tanpa pandangbulu, ia pun berasil menangkap Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto. Dari sinilah pangkatnya mencuat tinggi.

Pada 2004, ketika Densus 88 Antiteror dibentuk untuk membongkar terorisme di Indonesia, di Jakarta Tito memimpin tim antiterorisme yang terdiri dari 75 personel. Dua tahun berikutnya, Tito dengan Densus 88 Antiteror juga sukses membongkar konflik Poso dan meringkus sejumlah orang yang terlibat di balik konflik tersebut. Akhirnya, Tito menjadi orang nomor satu di Densus 88, detasemen antiteror Mabes Polri, naik ke deputi BNPT.

Kebanggaannya kini telah ia terohken dengan memegang pucuk kendali sebagai Pimpinan Polda Metro Jaya.

Baca Juga: