POPULAR STORIES

Kisah Tim Scuderia Ferrari Di Formula 1

Kisah Tim Scuderia Ferrari di Formula 1 Foto: Ferrari dan Formula 1

KabarOto.com - Siapa yang tidak kenal tim Formula 1 seperti Scuderia Ferrari, ini adalah tim balap pabrikan yang sejak 1948 ikut serta dalam ajang F1. KabarOto akan mengulas sejarah tim tersebut dalam tulisan ini.

Scuderia Ferrari merupakan anak perusahaan dari FIAT Group yang juga membawahi raksasa klub sepakbola Serie A Italia Juventus dan pabrikan mobil Maserati.

Scuderia Ferrari melakukan debut F1 pada balapan di Monako tahun 1950, mengandalkan mobil 125 F1 dengan pembalap Alberto Ascari dan Gigi Villoresi. Sayangnya kala itu yang mendominasi balapan F1 adalah tim Alfa Romeo, memenangkan seluruh seri balapan pada 1950.

Baca juga: Juara Dunia Termuda, Peringkat Manakah Max Verstappen?

500 F2 yang membawa Alberto Ascari jadi juara dunia 1952

1950-1959

Ferrari memperkenalkan mobil baru yang dinamai Ferrari Tipo 500, kemudian mendominasi musim 1952 dengan hasil juara dunia untuk Alberto Ascari. Di musim itu Ferrari diperkuat oleh Nino Farina dan Piero Taruffi. Pada 1953 Ascari berhasil mempertahankan gelarnya meski mendapat perlawanan ketat dari Juan Manuel Fangio yang mengendarai Maserati.

Kemudian pada 1956, Juan Manuel Fangio bergabung dengan Ferrari dan berhasil menjadi juara dunia pada tahun itu. Sayangnaya pada 1957, ia kembali bergabung dengan Maserati dan menjadi juara dunia lagi. Pada era 1950 ini, Ferrari masih menyumbangkan 1 lagi juara dunia, yaitu Mike Hawthorn pada 1958.

Pada saat itu, mesin mobil balapnya menggunakan 4 silinder berkapasitas 1.985 cc, dengan transmisi manual 4 percepatan.

1960-1969

Masuk periode tahun 1960, Ferrari kembali meraih juara dunia pembalapnya melalui Phil Hill pada 1961. Pembalap asal Amerika Serikat itu berhasil mematahkan ambisi Jack Brabham yang sudah meraih juara dunia pada 1959 dan 1960.

John Surtees meraih juara dunia bersama Ferrari pada 1964

Gelar Formula 1 1964 miliknya datang berkat Ferrari 158 F1, yang memuji kembalinya mesin V8 ke Maranello, dan membuka jalan untuk seri GT yang panjang dan sangat sukses yang ditenagai oleh mesin itu. John Surtees mengalahkan Graham Hill di Kejuaraan dengan selisih 1 poin, memanfaatkan pengunduran diri saingannya dari balapan terakhir di Meksiko, dan bantuan rekan setimnya Lorenzo Bandini.

Ferrari meluncurkan tiga model berbeda pada tahun 1964 yakni 158 F1 yang disebutkan di atas, 156 F1-63, yang dimenangkan Bandini di Australia, dan 512 F1, ditenagai oleh mesin 12 silinder dengan silinder yang berlawanan secara horizontal. Ferrari juga memenangkan Piala Konstruktor. Anehnya, sebagai protes terhadap otoritas olahraga yang tidak melakukan homologasi 250 LM, Ferrari memutuskan agar mobilnya dimasuki oleh importir Amerika Serikat yakni NART, dan mengecatnya dengan warna biru dan putih, warna bendera Amerika.

1970-1979

Setelah penantian selama 11 tahun, Ferrari kembali ke puncak kesuksesannya, merebut gelar pembalap dan konstruktor di tahun yang sama, 1975. Niki Lauda membawa Scuderia lima kemenangan (Monako, Belgia, Swedia, Prancis, dan Amerika Serikat) dan Clay Regazzoni menang di Monza pada hari rekan setimnya menjadi Juara Dunia.

Ini bukan hanya karena gearbox baru yang membuat mobil lebih pendek dan memusatkan massanya: apa yang kurang pada bobot statis di poros belakang ditambahkan sebagai beban aerodinamis, berkat sayap yang lebih menonjol yang harus dikompensasi oleh bagian depan. satu.

Suspensinya juga dimodifikasi, dengan kelompok kejut pegas yang lebih miring di gandar depan dan jajaran genjang lengan pendek di belakang. Mobil tersebut juga terbukti sangat andal berkat kecermatan Lauda selama tahap pengembangan.

Baca juga: Daftar Juara Dunia Formula 1 Dari 1950 Hingga 2020

Ferrari 312T sukses membawa NIki Lauda jadi juara dunia pada 1975

Pada Era ini, Ferrari membawa Niki Lauda juara dunia pada 1975 dan 1977. Sedangkan Jody Scheckter asal Afrika Selatan menjadi juara dunia pada 1979.

1980-1989

Ini adalah mobil berbentuk panah yang tampak sangat inovatif dengan kerucut hidung sempit dan pod samping yang dimulai tepat di belakang pengemudi dan memiliki aliran udara internal yang benar-benar baru dengan udara yang dikeluarkan melalui radiator di sisi-sisi. Bahkan wishbones suspensi depan lebih ramping dan juga terdapat berbagai detail aerodinamis pada dua sayap utama. Mobil itu juga lebih bertenaga dan bodinya terdiri dari dua cangkang setengah yang seluruhnya terbuat dari serat karbon dan bahan sintetis, yang direkatkan.

René Arnoux hampir merebut gelar Pembalap. Nyatanya, dia tetap berlari sampai balapan terakhir, di Kyalami, ketika penarikan awal dalam kompetisi mencegahnya untuk benar-benar berhadapan langsung dengan Nelson Piquet. Namun, bersama dengan Patrick Tambay, pembalap Prancis itu memenangkan gelar konstruktor kedua berturut-turut untuk Ferrari. Scuderia meraih empat kemenangan musim itu, berkat Tambay di Imola dan Arnoux di Montreal, Hockenheim, dan Zandvoort.

Ferrari C163 menmpilkan inovasi baru dengan bentuk hidung yang mengkerucut

Mengandalkan mesin V6 berkapasitas 1.496 cc, mampu menyemburkan tenaga sebesar 600 dk pada 10.500 rpm. Periode 1980 hingga 1989 ini, Ferrari tidak mendapatkan gelar untuk pembalapnya, karena di sini sepak terjang tim Williams dan McLaren.