Mengenal Bobibos, Bahan Bakar dari Limbah Jerami dengan Kualitas Setara RON 98

KabarOto.com - Indonesia berhasil mengembangkan inovasi energi terbarukan melalui peluncuran Bobibos (Bahan Bakar Asli Buatan Indonesia Bos!), sebuah jenis biofuel yang berasal dari limbah pertanian, khususnya jerami. Inovasi ini diklaim mampu menghasilkan bahan bakar berkualitas tinggi yang ramah lingkungan dan berpotensi mendukung ketahanan energi nasional.

Melalui Instagram resminya, Bobibos diperkenalkan sebagai bahan bakar nabati (BBN) alternatif yang memiliki dua varian utama, masing-masing menargetkan mesin bensin dan solar.

Baca Juga : BBM Etanol Dikhawatirkan Punya Dampak Buruk di Tangki dan Mesin Motor 2-Tak, Ini Kata Ahlinya

• Bobibos Putih : Varian pengganti bensin ini diklaim memiliki nilai RON (Research Octane Number) 98, yang setara dengan BBM jenis Pertamax Turbo. Varian ini cocok untuk digunakan pada motor maupun mobil bermesin bensin.
• Bobibos Merah: Varian pengganti solar ini menawarkan efisiensi lebih tinggi dibandingkan solar konvensional dan dapat digunakan pada kendaraan bermesin diesel, hingga alat berat seperti traktor dan kapal nelayan.

Keunggulan utama Bobibos adalah bahan bakunya yang menggunakan limbah, menjadikannya sangat ramah lingkungan dengan klaim emisi gas buang yang mendekati angka nol.

Meskipun telah melalui serangkaian uji coba yang berhasil pada berbagai jenis kendaraan (termasuk mobil mewah dan kendaraan niaga), Bobibos saat ini belum beredar di pasaran secara bebas.

Baca Juga : Jaecoo Pastikan Mobil Hybrid-nya Bisa Konsumsi BBM Mengandung Etanol

Pihak pengembang masih dalam proses koordinasi intensif dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan lembaga terkait untuk menyelesaikan standarisasi prosedur, uji laboratorium, dan sertifikasi resmi. Proses ini penting untuk menjamin kualitas dan keamanan Bobibos sebelum dapat diproduksi secara massal dan didistribusikan kepada masyarakat.

Inovasi ini diharapkan inovatif menjadi baru dalam mengurangi ketergantungan Indonesia pada bahan bakar fosil dan memanfaatkan potensi besar limbah pertanian yang selama ini belum tergarap optimal.