BBM Etanol Dikhawatirkan Punya Dampak Buruk di Tangki dan Mesin Motor 2-Tak, Ini Kata Ahlinya
Foto: KabarOto
KabarOto.com - PT Pertamina Patra Niaga buka suara mengenai isu kandungan etanol dalam bahan bakar dasar Bahan Bakar Minyak (BBM) yang diimpor, setelah sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) swasta membatalkan rencana pembelian tersebut.
Melalui keterangan resminya, Pj. Sekretaris Perusahaan Pertamina Patra Niaga yaitu Roberth MV Dumatubun, menyatakan bahwa kebijakan ini sejalan dengan praktik terbaik yang diterapkan di banyak negara.
“Penggunaan BBM dengan campuran etanol hingga 10% telah menjadi praktik terbaik di banyak negara seperti di Amerika, Brasil, bahkan negara tetangga seperti Thailand. Ini adalah bagian dari upaya mendorong energi yang lebih ramah lingkungan sekaligus mengurangi pengurangan emisi karbon,” jelas Roberth.
Baca Juga: Sejarah SP Tadao, Logo yang Kerap Diasosiasikan dengan 'Mata Belo' Mooneyes

Sedangkan, banyak pengguna dan bengkel spesialis 2-tak turut angkat bicara melihat fenomena ini. Pro kontra pun terjadi dengan alasan, etanol disinyalir merupakan penambah oktan secara instan namun juga memiliki dampak buruk bagi penggunaan dalam jangka waktu tertentu.
Etanol memiliki sifat higroskopis, yang berarti mudah menarik dan menyerap air dari udara. Ketika air masuk ke dalam tangki bensin, pemisahan Fase (Phase Separation), air akan menarik etanol dari bensin, membentuk lapisan asam di bagian bawah tangki.
Campuran air-etanol yang lebih pekat dan korosif juga dapat mempercepat karat dan kerusakan parah pada komponen logam di dalam tangki, saluran bahan bakar, dan pompa bensin.

Sebagai pelarut kuat, etanol bisa merusak komponen elastomer (karet atau plastik) dalam sistem bahan bakar kendaraan lama. Etanol dapat membuat seal, gasket, dan selang menjadi getas, melunak, atau mengembang, yang berujung pada kebocoran bahan bakar.
Etanol juga dapat melarutkan endapan lama di saluran, yang kemudian menyumbat filter bahan bakar atau injector.
Pun bagi para pecinta dan pehobi mesin 2-tak, mereka cenderung keberatan dengan kebijakan tersebut karena dinilai merugikan. Pasalnya etanol dapat 'mencuci' atau memisahkan lapisan film yang digunakan pelumas yang biasa disebut 'oli samping' tersebut untuk melumasi liner blok dan piston. Hasilnya, bisa ditebak, blok dan piston akan mengalami kerusakan bahkan jebol karena tidak terlumasi dengan baik.
Baca Juga: Tak Produksi Kendaraan Listrik, Produsen Otomotif Eropa Justru Fokus Kembangkan Motor Mesin 2 Tak

"Sebenarnya kita tidak punya pilihan dengan SPBU yang hanya tersedia dari pemerintah untuk saat ini. Bagi pengguna motor 2-tak, langkah yang bisa diambil hanya rutin melakukan pengecekan pada ruang bakar, tangki dan karburator. Dari situ kita bisa inspeksi adanya potensi korosi dan kerusakan lain yang ditimbulkan bbm yang dimaksud," ujar Kerijanto Hoetama dari Kerry Motorsport.
Pria yang kerap terkenal legendaris dengan garapan Kawasaki Ninja 150 yang dijuluki 'Ninja Komputer' itu bilang, penggunaan jenis oli samping juga berpengaruh pada keawetan mesin 2-tak.
"Misalnya pakai oli samping yang memiliki ester atau sintetik murni dengan minyak jarak atau castor. Memang harganya jauh di atas rata-rata oli samping pada umumnya, biasanya berkisar Rp100-400 ribuan tergantung merek, sejauh ini, hanya itu cara menanggulanginya," tutup Om Bob, sapaan akrabnya.
Tags:
#BBM Mengandung Etanol #Etanol Di BBM Pertamina #Dampak Etanol Untuk Mesin Kendaraan #Motor 2-tak