KabarOto.com - Memasuki 1.000 hari keberadaannya di Indonesia, pabrikan mobil asal Tiongkok PT SGMW Motor Indonesia (Wuling Motors) tidak hanya memproduksi mobil-mobil dengan teknologi modern untuk Indonesia, sejak September 2019, tapi juga melakukan ekspor ke negara-negara seperti Brunei Darussalam, Thailand dan juga Fiji. Wuling Mottors mengirim mobil buatan Cikarang, Jawa Barat itu dengan bermerek Chevrolet Captiva yang berbasis Wuling Almaz.
Baca Juga: 1.000 Hari Di Indonesia, Wuling Yakin Tumbuh Positif
Lalu, di tengah pandemik Covid-19 yang melanda Indonesia bagaimana ekspor Wuling, apakah menurun drastis? Berdasarkan data yang dipublikasikan, tahun ini ekspor Wuling hanya 426 unit, dengan rincian Januari 285 unit, Februari 141 unit, dan Maret tidak ada pengiriman.
Brian Gomgom, Media Relations Wuling Motors saat teleconference bersama rekan jurnalis mengatakan, selama Maret 2020 Wuling memang tidak melakukan ekspor. Namun April 2020, ekspor Wuling tetap berjalan. Data ekspor belum bisa diberikan secara detail, karena belum tutup bulan. Gomgom tidak menjelaskan alasan tidak ada ekspor pada buulan Maret lalu.
"Kalau untuk ekspor, kita sifatnya menerima pesanan dari negara asal. Jadi, sesuai permintaan kita persiapkan, bergantung dengan negara asal tujuan penerima," jelas Gomgom.
Meski tahun ini ekspor Wuling tersendat, namun patut diacungi jempol. karena memasuki 1.000 hari berjuang di industri kendaraan bermotor Indonesia, penjualan Wuling sudah mencapai 45.000 unit, dengan rincian Wuling Confero 6.550 unit, Almaz 9.903 unit, Cortez 9.466 unit dan Formo 485 unit.
Baca Juga: Sukses Jalani 1.000 Hari, Ini Strategi Wuling Agar Produknya Diterima Pasar Indonesia
Gomgom mengaku, angka 45.000 yag diraih Wuling Motors sudah cukup positif, apalagi dalam kondisi perekonomian Indonesia yang tidak stabil. Pria berkacamata ini menjelaskan kunci suksesnya. "Salah satu yang menjadi sorotan kami karena menghadirkan produk-produk yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia," tegasnya.
