KabarOto.com - Nissan belum lama ini mengumumkan bakal memutus hubungan kerja bagi ribuan karyawannya. Restrukturisasi ini berdampak ke seluruh unit perusahaan Nissan secara global, termasuk Indonesia. Pabrikan asal Jepang ini bakal memutus hubungan kerja sekitar 12.500 pekerja secara global hingga 2022 mendatang.
Langkah ini dilakukan pabrikan untuk dapat mengurangi produksi dan mengendalikan biaya operasional. Hal ini berdampak atas menurunnya penjualan mereka, serta semakin tingginya biaya produksi. Melihat torehan Nissan di kuartal pertama 2019 terlihat sudah menunjukan pelemahan pendapatan, penurunan laba hingga 98,5 persen menjadi JPY 1,6 miliar atau sekitar USD 14,80 juta.
Baca juga: Dijual Rp 530 Juta, Ini Kecanggihan Fitur Nissan X-Trail Terbaru
Seperti yang disampaikan CEO Nissan Motor Company, Hiroto Saikawa, “Sebagai bagian dari upaya kami untuk memperbaiki operasi dan efisiensi investasi, kami mengambil tindakan untuk menghentikan atau mengurangi kapasitas di lini produksi di 8 lokasi,” ujarnya.
Lebih jauh Ia pun menambahkan, "Dari Fiscal Year 2020-Fiscal Year 2021 kami akan menghentikan atau mengurangi kapasitas, di lini atau pabrik di 6 lokasi. Total pengurangan jumlah karyawan akan menjadi sekitar 12.500 orang. Tidak ada detail spesifik yang dapat dibagikan saat ini ujarnya saat dihubungi KabarOto, Selasa (30/7/2019).
Baca juga: Paket Upgrade Nissan Terra Dibanderol Rp 22 Juta Di GIIAS 2019
Sementara sumber internal Nissan menjelaskan, "Memang benar berdampak, pabrik Purwakarta (Nissan) plan 1 dan plan 2 itu tidak produksi lagi, terakhir itu memproduksi Grand Livina model yang lama," ujarnya
Sementara produk Nissan Grand Livina baru, sendiri telah di produksi di pabrik Mitsubishi. "Jadi pabrik saat ini diperuntukkan hanya untuk memproduksi produk Datsun saja. Karena sebagian besar itu produk Nissan statusnya CBU (Completely Build Up), seperti Terra, X-trail, Serena, yang diproduksi di luar Indonesia," pungkas sumber yang enggan disebutkan namanya itu.
