POPULAR STORIES

Pacu Otomotif Bangkit, Menteri Perindustrian Usulkan Relaksasi Pajak Penjualan Barang Mewah

Pacu Otomotif Bangkit, Menteri Perindustrian Usulkan Relaksasi Pajak Penjualan Barang Mewah

KabarOto.com - Guna menggairahkan kembali pertumbuhan dan memacu kontribusi otomotif terhadap perekonomian nasional, diperlukan langkah strategis yang tepat seperti pembahasan Kementerian Perindustrian atas relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).

“Relaksasi PPnBM bertujuan untuk meningkatkan purchasing power dari masyarakat dan memberikan jumpstart pada perekonomian," ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Kamis kemarin (11/02).

Baca Juga: Fin Komodo KD 250 X Buatan Jawa Barat Raih Penghargaan Kemenperin

Agus mengungkapkan, negara-negara lain di dunia juga memberikan stimulus khusus untuk industri otomotif selama pandemi. Misalnya, pengurangan pajak penjualan sebesar 100% untuk CKD (mobil yang dirakit di dalam negeri) dan potongan hingga 50% untuk CBU (mobil yang dirakit di negara asalnya) yang dilakukan oleh Malaysia.

Adapun kebijakan subsidi untuk kendaraan mobil listrik yang dilakukan oleh China, Jerman, dan Prancis yang sudah diimplementasikan pada 2020. Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian mengusulkan relaksasi PPnBM perlu dilakukan selama tahun 2021, dengan skenario PPnBM 0% (Maret-Mei), PPnBM 50% (Juni-Agustus), dan 25% (September-November).

"Upaya ini tentu dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi saat ini, sehingga relaksasi dilakukan secara bertahap," ujar Menperin.

Menurutnya, pemberlakuan relaksasi PPnBM secara bertahap, diperhitungkan dapat terjadi peningkatan produksi yang akan mencapai 81.752 unit. Diperkirakan, dengan relaksasi ini, penambahan output industri otomotif akan menyumbang pemasukan negara sebesar Rp 1,4 triliun.

Baca Juga: Fin Komodo KD 250 X Buatan Jawa Barat Raih Penghargaan Kemenperin

“Kebijakan tersebut juga akan berpengaruh pada pendapatan negara yang diproyeksi terjadi surplus penerimaan sebesar Rp 1,62 triliun,” imbuhnya.

Menperin optimistis, pulihnya produksi dan penjualan industri otomotif bakal membawa dampak yang luas bagi sektor industri lainnya. “Industri pendukung otomotif sendiri menyumbang lebih dari 1,5 juta orang dan kontribusi PDB sebesar Rp 700 triliun," ungkapnya.

Agus menambahkan, dalam menjalankan bisnisnya, industri otomotif berkaitan dengan industri lainnya (industri pendukung), dengan kontribusi industri bahan baku sekitar 59% dalam industri otomotif.