POPULAR STORIES

Perusahaan Pembiayaan Tanggapi Masuknya Merek Tiongkok Ke Indonesia

Perusahaan Pembiayaan Tanggapi Masuknya Merek Tiongkok ke Indonesia DFSK merek asal Tiongkok yang mulai menjual produknya di Indonesia (Foto: KO)

KabarOto.com - Merek mobil dan motor asal Tiongkok mulai merangsek masuk ke Indonesia. Negara ini dinilai menjadi salah satu pasar otomotif yang potensial. Meski tak sepopuler merek Jepang, Korea dan Eropa, namun produsen asal Tiongkok yakin kendaraannya akan digemari konsumen.

Lalu bagaimana perusahaan pembiayaan menanggapi fenomena ini, sementara masyarakat belum yakin dengan ketangguhan produk-produk dari negeri Tirai Bambu tersebut. Direktur Portofolio Adira Finance, Harry Latif menjelaskan, pihaknya akan mengakses semua merek baru, tak hanya asal Tiongkok namun termasuk Eropa.

Baca juga: Debut Di Indonesia, Perkenalkan 3 Model SUV Chery Tiggo

Cherry salah satu merek mobil asal Tiongkok yang baru masuk ke Indonesia (Foto: KO)

"Tapi untuk jangka panjangnya mungkin pendatang baru bisa investasi dan komitmen, itu yang paling penting," kata Harry, belum lama ini di Jakarta. Jika dilihat, kehadiran merek Tiongkok juga banyak terdapat di motor listrik.

Perusahaan pembiayaan yang memiliki ciri khas warna kuning ini juga punya pengalaman dengan merek Tiongkok. Namun, setelah perusahaan tersebut bangkrut alias gulung tikar, konsumen yang menjadi korban.

"Kita juga menjaga konsumen kita jangan sampai dikecewakan. Karena dampaknya juga buat kita pastinya," tegas Harry. Dia mengembalikan seluruhnya ke produsen baru yang masuk ke Indonesia tersebut. Tentang komitmennya, dan Adira menurut Latief selalu siap.

Baca juga: DFSK Kasih Cicilan Hingga Rp3,6 Jutaan Di GIIAS Surabaya 2021

"Jadi selama kita lihat mereka punya potensi, punya komitmen, kita assest dengan baik. Kita pasti akan cover," terang Harry Latif. Untuk diketahui. Adira Finance menjadi sponsor utama Indonesia International Motor Show (IIMS), yang berlangsung 17 - 27 Februari 2022. Mereka mentargetkan penjualan mencapai 1.500 - 2.000 unit kendaraan. Atau dengan pendapatan sebesar Rp 300 sampai Rp 400 miliar.