POPULAR STORIES

Profil Mercedes-EQ Formula E Team

Profil Mercedes-EQ Formula E Team Foto: Mercedes-Benz

KabarOto.com - Tim Mercedes-EQ melakukan debut resminya di Formula E pada musim 2019/2020, dengan Stoffel Vandoorne dan Nyck De Vries menjadi duet tim di belakang kemudi. Baik Stoffel maupun Nyck mengendarai Mercedes-EQ Silver Arrows 02.

Kedua pembalap dan anggota tim mengenakan seragam serba hitam untuk enam balapan terakhir di Berlin, sebagai pernyataan yang jelas menentang rasisme dan segala bentuk diskriminasi.

Selama kampanye Formula E 2019/2020, Tim Mercedes-EQ berkompetisi dalam 11 ronde, mencetak pole position dan tiga kali finis podium.

Baca juga: Profil Mitch Evans, Pemenang Formula E Jakarta

Mercedes-EQ Silver Arrows 02 mimiliki bobot minimum termasuk pembalap mencapai 903 kg

Mobil formula E sampai saat ini sudah ada tiga generasi, yaitu Gen1, Gen2, dan Gen3. Gen3 baru diperkenalkan pada di ajang Monaco E-Prix, Prancis, pada akhir April 2022 lalu. Sayangnya mobil Formula E Gen3 ini baru akan dipakai pada 2023 nanti.

Secara spesifikasinya mobil Formula E Gen3 ini punya beberapa kelebihan dari generasi sebelumnya, antara lain kecepatan maksimal mencapai 322 kpj, bahan-bahan alami pada baterai, konstruksi bodi, ban dan juga konsumsi daya yang lebih efisien.
Secara tampilan memang Gen2 ini meruncing pada bagian depan, sekilas mirip mobil-mobil Formula 1. Desain tersebut dibuat mendukung aerodinamika dan membantu visibilitas pembalap.

Bagian bodi mobil yang berbentuk sayap di depan, samping, dan belakang yang bertujuan untuk membantu downforce. Secara dimensi, mobil ini memiliki panjang 5.160 mm, lebar 1.770 mm, tinggi 1.050 mm, jarak sumbu roda atau wheelbase 3.100 mm, dan bobot minimum termasuk pembalap mencapai 903 kg (sudah termasuk baterai 385 kg).

Akselerasi Mercedes-EQ Silver Arrows 02 cukup 2,8 detik untuk mencapai 100 kpj

Soal performa, Mercedes-EQ Silver Arrow 02 adalah mobil balap full-electric bertenaga 250 KW. Di atas kertas kecepatan maksimalnya 280kpj dengan akselerasi 2,8 detik untuk mencapai 100 kpj.

Dunia Formula E yang serba cepat membutuhkan kerja tim, semangat, inovasi, dan perhatian terhadap detail. Di mana, tim asal Jerman ini mengatakan setiap anggota memainkan peran mereka dalam menentukan bagaimana kami tampil di dalam dan di luar trek. Dan ini baru permulaan, untuk perjalanan Formula E Mercedes-Benz.

Tim ini berbasis di Brackley, Inggris, dan Tim Formula E Mercedes-EQ ini telah bergabung dengan Kejuaraan Dunia Formula E FIA sejak musim 2019/2020. Sebelumnya, Tim Mercedes-EQ memiliki program pengujian pra-musim yang produktif, sebelum pertandingan pembukaan musim Diriyah ePrix pada akhir November.

Pada balapan terakhir musim ini, Tim Formula E Mercedes-EQ memasuki wilayah baru untuk pertama kalinya di musim ini. Karena, satu ronde di ABB FIA Formula E World Championship diadakan di sirkuit jalanan di Jakarta International E-Prix pada Sabtu (04/06).

Baca juga: Usai Formula E, Pengguna Kendaraan Listrik Diprediksi Meningkat

Mengakhiri kisah di ABB FIA Formula E sebagai peserta tim dan pabrikan pada akhir Musim 8

Sebagai informasi, lintasan balap di Ibukota Indonesia tersebut memiliki panjang 2,37 km dan 18 sudut. Kesempatan menyalip terbaik kemungkinan besar akan ada di tikungan 1 dan 13. Mobil Gen2 dapat mencapai kecepatan maksimal 220 kpj saat mendekati tikungan pertama dan waktu putaran diperkirakan sekitar 1:07 menit.

Perbedaan antara 250kW dan 220kW di sirkuit baru diperkirakan sekitar 0,6 detik. Zona aktivasi untuk Attack Mode terdapat pada tikungan 16 di mana pengemudi akan kehilangan 1,2 detik saat mengemudi di luar garis balap normal.

Pada Formula E Jakarta 2022, dua pembalap Mercedes-EQ meraih hasil berbeda. Di mana, Stoffel Vandoorne berhasil finis di posisi ke-5 sehingga meraih 10 poin, sedangkan Nyck De Vries tidak dapat menyelesaikan balapan.

Stoffel Vandoorne dan Nyck De Vries, pembalap Mercedes-EQ Formula E Team

Terakhir soal prestasi, Mercedes-Benz mengumumkan bahwa mereka akan mengakhiri kisah di ABB FIA Formula E sebagai peserta tim dan pabrikan pada akhir Musim 8, pada Agustus 2022.

Sejak HWA Racelab pertama kali berpartisipasi di Musim 5, dan menetapkan fondasi untuk partisipasi Mercedes di Formula E, tujuan utamanya adalah untuk menciptakan sebuah standar untuk setiap tim yang berpartisipasi di setiap levelnya.

Kemenangan Mercedes pertama datang dari Stoffel Vandoorne di babak final Musim 6, dilanjuti oleh awal yang kuat untuk Musim ke-7, membawa kejuaraan tim di musim keduanya. Puncaknya, terjadi di Berlin ketika Nyck de Vries dan Tim Formula E Mercedes-EQ menjadi juara dunia motorsport listrik pertama, dengan memenangkan gelar ABB FIA Formula E World Championship Drivers’ and Teams’.