POPULAR STORIES

Tokyo Motor Show 2021 Tak Akan Digelar

Tokyo Motor Show 2021 Tak akan Digelar

KabarOto.com - Beberapa pameran international sudah mulai membentangkan namanya untuk menunjukkan mulai bangkitnya bisnis otomotif dunia akibat terempas badai Covid-19.

Namun baru-baru ini dikabarkan oleh penyelenggara Tokyo Motor Show, bahwa tahun ini tak akan mengumpulkan para penggemar otomotif.

Baca juga: Versi Produksi Toyota bZ4X Diluncurkan Tahun 2022

Hal tersebut akibat masih tingginya angka peningkatan masyarakat terpapar Covid-19. Pemerintah setempat juga masih memberlakukan pengetatan aktivitas di beberapa wilayah yang alami peningkatan penderita terpapar Covid-19.



Tokyo Motor Show yang digelar dua tahun sekali ini menjadi salah satu bagian sejarah dan juga episentrum perkembangan teknologi kendaraan Asia semenjak 67 tahun lalu.

Akio Toyoda, Chairman of the Japan Automobile Manufacturers Association (JAMA), "Tokyo Motor Show tahun ini dibatalkan, tidak dilakukan penundaan," tegas Toyoda yang juga sebagai President Toyota Motor Corporation.

"Sangat sulit untuk menggelar acara yang mana banyak orang akan bisa mendapat pengalaman baru mobilitas namun dengan lingkungan yang aman dan terjamin," tambahnya.



Bila melihat data Tokyo Motor Show 2019, pengunjungnya sangat luar biasa antusias, mencatatkan 1,3 juta datang selama pameran.

Tentunya ini menjadi kekecewaan bagi masyarakat yang ingin mengetahui seberapa jauh teknologi otomotif akan diterapkan di lingkungan. Tokyo Motor Show digelar sejak tahun 1954.

Saat pemaparan pembatalan Tokyo Motor Show, Toyoda juga menanggapi arah pemerintah yang akan melarang penjualan kendaraan bermesin bensin.



"Kita masih harus memperluas (teknologi) pemahaman untuk menuju kendaraan tanpa emisi. Sehingga kita harus memenuhi permintaan tersebut," jelas Toyoda, Kamis (22/4).

Baca juga: Toyota Tampil Spesial di IIMS Hybrid 2021

Adapun Perdana Menteri Yoshihide Suga beberapa waktu lalu mengumumkan target kendaraan tanpa emisi gas buang sudah terlaksana pada tahun 2050 dan mulai menjual seluruh kendaraan gunakan tenaga listrik pada tahun 2035.

Toyoda menyatakan sangat mendukung permintaan Suga terhadap target tanpa emisi pada 2050. Namun dirinya menyerahkan kembali ke para pelaku industri, termasuk kesiapan pemerintah meningkatkan pembangkit listrik dengan sumber terbarukan.