Begini Cara Perlakukan Aki Mobil Listrik dan Hybrid Toyota

Kipli Jumat, 05 Desember 2025

KabarOto.com - Saat ini kendaraan elektrifikasi sudah mulai populer di Indonesia, baik mobil listrik (Battery Electric Vehicle/BEV) maupun mobil hybrid (Hybrid Electric Vehicle/HEV). Walaupun sama-sama menggunakan baterai sebagai sumber daya motor listriknya, mobil Toyota masih memakai aki atau dikenal juga dengan sebutan auxiliary battery.

Tugas aki tersebut masih sama dengan aki mobil pada umumnya, yakni menyuplai daya listrik ke sistem kelistrikan tegangan rendah, seperti lampu, sistem audio, klakson, dan komponen elektronik lainnya, termasuk Electronic Control Unit (ECU).

Pada BEV, suplai daya listrik ke aki berasal dari baterai tegangan tinggi. Sementara HEV, suplai daya listrik ke aki kecil berasal dari motor generator.

Baca Juga: Profil All-new Suzuki Grand Vitara Hybrid, Harga Rp416 Jutaan

“Meskipun kendaraan elektrifikasi memiliki baterai utama bertegangan tinggi, aki tegangan rendah 12 volt tetap penting karena fungsi utamanya adalah sebagai sumber daya untuk sistem elektronik mobil,” jelas Nur Imansyah Tara, Marketing Division Head Auto2000.

Khusus aki basah, ketinggian air aki harus dijaga di atas low level, namun jangan sampai melampaui batas atas supaya tidak meluap saat mengalami pemuaian atau mobil bergerak. Sifat air aki yang asam dapat merusak komponen lain seperti memicu karat pada besi.

"Jika jarang digunakan, sebaiknya tetap nyalakan mobil hybrid dengan posisi READY setiap 1-2 minggu sekali untuk mengisi arus listrik ke aki, karena ada beberapa komponen yang tetap berada dalam keadaan aktif, seperti alarm mobil. Pada saat melakukannya, pastikan lampu indikator “READY” menyala di panel, tidak perlu digas dan pastikan posisi kendaraan aman, rem parkir dalam kondisi aktif, dan tuas transmisi dalam posisi P. Biarkan selama 15–20 menit dan selama itu aki akan diisi secara otomatis," bebernya.

Aki yang sering berguncang karena pengikatnya kendur, akan mengurangi usia pakainya karena ada risiko air aki tumpah. Risiko terburuk adalah hubungan arus pendek kalau aki bergeser atau kepala aki terkena permukaan logam. Hal ini dapat memicu kebakaran.

Terminal aki atau biasa disebut kepala aki dapat kotor karena debu atau terkena air aki yang tumpah sehingga mengurangi bidang kontaknya. Karat pada kepala aki bisa pula menurunkan daya hantar listrik. Bersihkan dengan sikat kawat dan lumasi dengan pelumas untuk melindungi dari karat. Cek kemungkinan pengikat terminal aki kendur karena dapat memicu hubungan arus pendek.

Baca Juga: Mobil Mesin Hybrid, Amankah Terabas Anjir?

Kebocoran bisa berasal dari kondisi aki yang kurang laik, terjatuh, atau tertusuk benda tajam. Bila sampai terjadi, segera ganti dengan aki baru.

"Perilaku mematikan mobil tanpa mematikan terlebih dahulu beberapa komponen kelistrikan seperti AC atau lampu mobil, dapat mengurangi muatan listrik pada aki. Meski kecil, perlahan daya pakai aki akan turun. Salah satu indikatornya adalah aki tidak punya cukup daya untuk menyalakan mesin di pagi hari," ujarnya.

Pabrikan mobil sudah menghitung beban daya di mobil dan memasang aki yang sesuai kebutuhan arus listrik. Makanya tidak dianjurkan untuk memasang perangkat yang dapat menambah beban kelistrikan mobil. Pun kalau cara instalasi yang kurang tepat sehingga berisiko korsleting dan memicu kebakaran.

Jangan lupa, garansi mobil bisa gugur lantaran melakukan modifikasi yang tidak tepat. Apalagi mobil ini punya sistem kelistrikan tegangan tinggi yang sangat berbahaya jika sampai rusak. "Jika air aki telah diisi ulang, cek berat jenis aki dengan menggunakan hydrometer. Kalau berat jenisnya di bawah standar aki tersebut, segera ganti dengan aki yang baru," tutupnya.

Bagikan

Baca Original Artikel