Mencicipi Performa Hyundai Kona Electric di Sirkuit Sentul

Kusnadi Cahyono Selasa, 23 Maret 2021

KabarOto.com – Tahun lalu, Hyundai Kona Electric menjadi salah satu brand di luar Eropa yang permintaan akan mobil listrik begitu mengejutkan. Sebab dalam kurun waktu 2 tahun diperkenalkan Maret 2018 – Juni 2020 sudah bukukan 103.719 unit.

Hyundai Motors Indonesia (HMID) tak ingin ketinggalan momen tersebut dengan menghadirkan Hyundai Kona Electric untuk konsumen Tanah Air. Kona Electric disuguhkan banderol Rp 697 juta, ada lima warna menarik yang menggoda.

Baca juga: Hyundai Kona Electric Terbaru, Lebih Bikin Tersenyum

KabarOto mendapat kesempatan mencoba di sirkuit Sentul atas undangan HMID, Jumat lalu, (19/3). Lintasan dibuat menarik, sekaligus untuk menguji akselerasi Kona Electric, pengendalian dan kesenangan berkendara di mobil yang berkemas crossover.

Beruntung, Kona Electric Facelift yang kami tunggangi. Padahal mobil ini belum resmi diluncurkan oleh HMID. Sebelumnya yang diluncurkan adalah Kona Electric edisi desain tahun 2018. Tapi HMID memastikan, konsumen yang baru memesan langsung mendapat model ini.

Fungsi kisi-kisi di bagian wajah Kona Electric facelift ini sebagai bagian dari efisiensi aerodinamika. Selain membelah udara lebih baik, namun juga membantu menghilangkan gejala turbulensi di rumah roda. Lampu depan kini sudah gunakan multi reflector LED.

Waktu yang terbatas tak bisa membuat kami mengeksplorasi lebih jauh soal mobil litrik yang didatangkan dari Korea ini. Namun setidaknya kami bisa mendapat impresi perihal akselerasi dan kemampuan bermanuver, meski Kona Electric ini punya ground clearance tinggi.

Bonar Pakpahan, Product Expert HMID menjelaskan kepada KabarOto bahwa distribusi bobot Kona Electric sangat baik. “Karena instalasi baterai dialokasikan di lantai kendaraan, sehingga memberikan keseimbangan saat bermanuver.”

Tentunya hal ini membuat kami semakin penasaran menjajal Kona Electric Facelift ini di lintasan aspal Sirkuit Sentul yang baru saja melakukan pelapisan ulang, sehingga bisa lebih maksimal mengeksplorasi performanya.


Ketika mengakses kokpit, akan disapa oleh kebaruan layar cluster digital berukuran 10,2 inci, bukan lagi satu bulatan, namun dua bulatan. Banyak informasi tentang mobil di sana, seperti kapasitas dan sisa jarak tempuh, ada penunjuk regenaratif. Oh iya, untuk mendapatkan posisi berkendara, dapat diatur dengan elektrik.

Tapi tangan langsung mengarah ke setelan Drive Mode yakni Sport. Lainnya ada Eco dan Normal, tentunya dua ini lebih efisien dalam penggunaan tenaga baterai. Selain itu, karena panasnya sirkuit saya coba mengaktifkan pendinginan di sandaran jok.

Memang ada perubahan di ruang kokpit ini, seperti layar sentuh 8 inci yang juga menginfokan beberapa detail kendaraan dan hiburan. Kisi AC tak lagi bentuk gril horisontal, namun berbentuk lubang pembakaran jet.



Selebihnya, masih sama, tak ada tuas transmisi di sini. Bila ingin melaju cukup tekan tombol D dan melepas Electric Parking Brake. Begitu juga dengan mode mundur cukup tekan R dan parkir menekan P.

Selepas kibasan bendera dari marshall untuk masuk ke lintasan, senyap meluncur tanpa deru mesin. Hanya ada suara ban, gemericik kerikil dan empasan angin di kaca depan yang menginterupsi kabin.

Tapi hal tersebut sepertinya langsung teralihkan dengan kekuatan sentakan torsi yang mencapai 395 Nm. Yup, setara dengan mesin 2.000 cc didukung turbo atau mesin V6 berkapasitas 3.600 cc non induksi.

Motor listrik Permanent Magnet Synchronous Motor (PMSM) yang diusung oleh Kona Electric ini mampu kerahkan tenaga setara 134 dk. Oh iya, baterai Lithium-ion Polymer ini memiliki kapasitas penyimpanan 39,2 kWh.

Meski gerak roda depan, tapi Kona Electric ini bisa bermanuver dengan baik. Bahkan akurasi kemudi juga dibantu oleh Electronic Stability Control (ESC), membuat Kona Electric bisa kembali ke lintasan.

Adanya serupa paddle shift di balik lingkar kemudi, ini akan mengubah karakter pengendara. Bahkan bisa melupakan fungsi pedal deselerasi di kaki. Karena bila berkendara normal, paddle shift ini bisa bekerja layaknya pedal rem kaki membuat mobil bisa benar berhenti total.

Pedal ini adalah fungsi regeneratif memanfaatkan deselerasi. Sedangkan untuk yang kanan ditekan bila meluncur turun di jalur pegunungan. Sehingga baterai bisa otomatis terisi kembali. Melakukan di beberapa titik pengereman, kami rasakan paddle regeneratif kiri ini benar-benar membantu mengurangi laju mobil ketika ingin masuk tikungan. Tapi hal tersebut jangan di tiru, ya Sobat KabarOto.

Baca juga: Beli Hyundai Kona atau Ioniq Banyak Garansi yang Didapat

Tapi sayang sekali, banyak yang terlewatkan di pengalaman berkendara kali ini bersama Kona Electric. Padahal di versi facelift ini lebih lengkap fitur pendukung keselamatan berkendara bagi pengendara.

Kona Electric facelift ini punya Blind Spot Collision Avoidance Assist, Rear Cross Collision Avoidance Assist, Forward Collision Avoidance Assist, Lane Keeping Assist, dan Lane Following Assist. Masih ada pula Driver Attention Warning hingga Quiet Mode. Apa saja itu semua?

Mungkin di kesempatan lain, Sobat KabarOto akan kita infokan perihal sistem pendukung keselamatan berkendara.

Bagikan

Baca Original Artikel