Test Ride - Merasakan Royal Enfield Himalayan di Dua Alam
KabarOto.com - Saat pertama kali melihat motor ini di ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2018 lalu, saya sangat meragukan kemampuan Royal Enfield Himalayan. Betapa tidak, tampilannya walau seperti motor adventure namun terlihat kaku. Dalam benak saya, apakah motor ini bakal diminati pencinta adventure?
Ternyata pikiran negatif saat itu hilang dalam sekejap. KabarOto diberikan kesempatan untuk menjajal motor adventure buatan India ini, dan saya pun tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Posturnya yang tinggi membuat saya harus memijakkan kaki di footstep kiri untuk bisa naik keatasnya. Dengan ground clearance 220mm ditunjang dengan tinggi badan saya yang mencapai 175 cm masih membuat kaki saya sedikit menjinjit, tidak bisa menapak dengan sempurna. Tapi dengan jok yang ramping, cukup nyaman berada diatasnya.
Baca Juga: Test Ride - Kencan Seminggu Dengan Royal Enfield Classic 500

Himalayan ini memiliki bobot 191 kg, sehingga cukup berat, dan saya ragu apakah dengan berat badan yang mencapai 75 kg bisa mengendarainya dengan sempurna. Saat kunci kontak saya putar, speedometer, tachometer dan indikator bensinnya yang masih analog, langsung menyala.
Ada satu panel digital di bagian bawah speedometer yang berisi informasi lengkap mulai dari jam, odometer, suhu udara di sekitar, sampai informasi trip a,b,konsumsi bahan bakar. Ada juga keterangan jika standar samping masih terbuka dan juga dibekali dengan kompas yang posisinya di sebelah kanan panel bensin.
Spion yang bulat yang tinggi memudahkan pengendaranya melihat situasi jalan di belakang. Tangkinya yang besar bisa menampung 15 liter bahan bakar.
Begitu menekan starter, suara hentakkan staternya cuup halus. Suara mesinnya cukup gahar, tidak terlalu berisik. Saya pun memulai perjalanan dari kawasan Pejaten untuk menuju Serpong, Tangerang Selatan.
Rasa cemas dengan bobotnya yang cukup berat hilang seketika. Motor ini begitu ringan saat berjalan. Akselerasinya pun cukup sempurna, jalan di Ampera yang padat tidak membuat saya khawatir. Di beberapa lampu merah, pengguna motor yang berada di dekat saya pun terpana melihat motor putih ini.

Begitu mengoper gigi satu suara khas motor besar pun terdengar saya pikir memang ini menjadi ciri khas motor dengan mesin diatas 250cc.
Sesudah melintasi jalan yang padat di Pejaten, TB Simatupang, Ciputat Raya sampai Ciater, Ciputat, saya pun tiba di jalan raya Serpong, tepatnya kawasan BSD CIty. Di sini jalan cukup lenggang saat siang hari. Jalan yang mulus memacu saya untuk memutar gas lebih dalam.
Baca Juga: Ini Tampilan Keren Royal Enfield Classic 500 Pegasus
Motor ini dibekali mesin 1-silinder berkapasitas 410 cc, SOHC, 4-percepatan dan berpendingin udara. Menurut informasi, mesin ini sanggup memuntahkan tenaga sebesar 24,5 dk pada 6.500 rpm dengan torsi 36 Nm pada 4.250 rpm.
Saya pun merasakannya, tenaga yang dihasilkan cukup besar. Perpindahan giginya pun cukup panjang. Di gigi 3 saya masih bisa mendapatkan kecepatan 110kpj di putaran 4500 rpm. Karena jalan cukup panjang dan kosong, saya memutar gas lebih cepat dan di jalan ini saya hanya bisa mendapatkan 120kpj.
Masih sangat bisa untuk lebih dari itu sampai maksimal. Karena saya rasa sudah cukup mencapai kecepatan ini, maka saya urungkan niat untuk mencapai kecepatan maksimal.

Setelah puas dengan jalan raya, saya pun membelokkan motor ini ke sirkuit offroad di kawasan Paramount Serpong. Di sini biasanya para pencinta adventure mencoba motor trailnya di tanah yang sudah dibuat khusus.
Setelah istirahat beberapa saat, saya pun mencoba memutari trek ini. Dibekali dengan suspensi depan dengan garpu teleskopik dan suspensi belakang model monoshok, kinerja suspensinya yang baik terbukti saat melalui tikungan di trek tanah sangat mudah dilewati. Gundukan tanah yang melintang dapat dilewati dengan sempurna.
Roda depan berdiameter 21 inci dibalut ban Pirelli 90/90 sementara roda belakang 17 inci 120/90, ban dengan telapak untuk trek off-road ini membuat rasa nyaman saya menaklukkan trek tanah ini. Keamanan saya makin terjaga dengan fitur keselamatan yang canggih dengan rem cakram berukuran 300 mm dengan dua kaliper piston di bagian depan, dan cakram berukuran 240 mm dengan satu kaliper piston di bagian belakang.
Baca Juga: Royal Enfield Tampilkan Himalayan Custom Di IMOS 2018
Puas bermain di trek tanah, saya pun beralih ke daerah Pamulang untuk melintasi jalan rusak berbatu. Di sini, saya kembali merasakan nikmatnya mengendarai Himalayan, posisi duduk yang nyaman membuat saya tidak mudah pegal saat berkendara. Himalayan sangat pas sekali dengan panjang tangan dan kaki saya.
Ya, walau terasa berat, namun motor ini sangat mudah dikendalikan. Pantas saja Royal Enfield sangat optimis bisa menjual motor ini di Indonesia. Saya pun sangat tertarik untuk memilikinya, karena bisa dengan nyaman melintas di jalan raya dan juga tangguh di trek offroad. Royal Enfield Himalayan dibanderol dengan harga Rp 93 Juta (On The Road).
Spesifikasi Royal Enfield Himalayan
Type Mesin | Single cylinder, air cooled, 4 stroke, SOHC |
Displacement | 411 cc |
Bore x Stroke | 78mm x 86mm |
Compression Ratio | 9.5:1 |
Maximum Power | 24,5 dk pada 6.500 rpm |
Maximum Torque | 36 Nm pada 4.250 rpm |
Front Suspension | Telescopic, 41mm forks, 200mm travel |
Rear Suspension |
Monoshock with linkage, 180mm wheel travel |
Wheelbase | 1465mm |
Ground Clearance | 220mm |
Length | 2190mm |
Width | 840mm |
Seat Height | 800mm |
Height | 1360mm (flyscreen top) |
Kerb weight | 182 kgs |
Fuel Capacity | 15 liter |
Front tyre | 90/90-21 |
Rear tyre | 120/90-17 |
Front brakes | 300mm disc, 2-piston floating caliper |
Rear brakes | 240mm disc, single piston floating caliper |