POPULAR STORIES

Ada 9 Perusahaan Akan Membuat Baterai Listrik Di Indonesia

Ada 9 Perusahaan akan Membuat Baterai Listrik di Indonesia baterai kendaraan listrik

KabarOto.com - Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Taufiek Bawazier mengatakan, ke depan butuhan baterai lithium Ion akan terus meningkat, seiring dengan berkembangnya isu lingkungan dan tren dunia.

“Ini menjadi potensi pengembangan industri baterai, komponen utama dalam ekosistem energi terbarukan," terang Bawazier, hari ini (24/06).

Menurutnya, energi yang dikonversi dari sumber terbarukan, akan disimpan dalam baterai, dan akan digunakan secara langsung juga melalui jaringan listrik.

Baca juga: Target Pemerintah Produksi 600 Ribu Kendaraan Listrik Tahun 2030

Saat ini, di Indonesia sudah ada sembilan perusahaan yang mendukung industri baterai. Lima perusahaan sebagai penyedia bahan baku, antara lain nikel murni, kobalt murni, nikel ferro, dan endapan hidroksida campuran. Keempat perusahaan lain sebagai produsen baterai.

“Indonesia mampu mendukung rantai pasokan baterai mulai dari bahan baku, kilang, manufaktur sel baterai dan perakitan baterai, hingga daur ulang,” jelas Taufiek. Nantinya, pengembangan baterai akan diarahkan untuk mendukung program renewable energy pemerintah, salah satunya melalui solar energy.

Baterai yang termasuk dalam ekosistem solar energy akan mendorong adopsi renewable energy sekaligus memacu pertumbuhan industri sel surya yang sudah terdapat di dalam negeri.

Baca juga: 15 Juta Kendaraan Listrik Bakal Ramaikan Jalan Di Indonesia

“Pemerintah akan mendorong pengembangan ekosistem renewable energy seperti baterai, sel surya, dan inverter melalui regulasi TKDN," tambah Bawazier. Masa depan kendaraan listrik, tak lepas dari peran baterai yang ke depan nanti tidak lagi menggunakan bahan baku nikel, kobalt, dan mangan.

Melainkan menggunakan bahan seperti lithium sulfur dan lithium ferro phosphor, sehingga baterai lebih murah, termasuk juga inovasi solid baterai dan pengembangan basis storage hidrogen.

“Dengan demikian harus baterai lebih murah," tambahnya. Energi yang dihasilkan juga menurut Bawazier lebih tinggi dan waktu pengisian lebih cepat.