Baterai Solid-state Jadi Solusi Jangka Panjang Mobil Listrik
Ilustrasi mobil listrik dengan baterai solid-state (Foto: Chery)
KabarOto.com - Pabrikan mulai melirik baterai solid-state untuk kendaraan listriknya, karena diklaim memiliki keunggulan dibanding baterai lithium-ion.
Baterai solid-state menggunakan elektrolit padat untuk memisahkan anoda dan katoda, berbeda dengan baterai konvensional yang menggunakan elektrolit cair.
Ubahan sederhana ini menjadi kunci untuk memberikan pengisian daya yang lebih cepat, jarak tempuh lebih jauh, dan keamanan lebih baik, karena material padat lebih stabil terhadap panas dan risiko kebakaran.
Baca Juga: Mobil Listrik Terkecil Kia EV2 Meluncur Bulan Depan, Intip Bocorannya
Keunggulan Baterai Solid-state
Kelebihan terbesar pada baterai solid-state terletak pada kepadatan energinya, dengan kapasitas lebih besar dalam ukuran yang sama, baterai ini memungkinkan mobil listrik menempuh jarak lebih jauh.
Teknologi ini dianggap jadi solusi jangka panjang untuk mengatasi keterbatasan pasokan baterai mobil listrik modern.
Melansir laman Cara, saat ini banyak pabrikan mobil masih melakukan riset, seperti di Tiongkok yang mulai implementasikan baterai solid-state.
Baca Juga: Perodua QV-E Jadi Mobil Listrik Lokal Pertama Malaysia, Harga Mulai Rp321 Jutaan
Mobil Listrik
Beberapa mobil seperti IM Motors L6, Nio ET5, dan Nio ET7 sudah menggunakan baterai solid-state dan mampu menempuh jarak hingga 960 kilometer.
Sementara itu, BMW mengumumkan kerja sama dengan Samsung SDI dan perusahaan rintisan Solid Power untuk menguji prototipe BMW i7 bertenaga baterai solid-state.
Meski belum diproduksi massal, langkah ini menjadi sinyal bahwa industri Eropa tak ingin tertinggal.
Baca Juga: Peta Persaingan Mobil Listrik Mungil di Indonesia Semakin Sengit
Pengembangan Pabrikan Mobil
Di Jepang, Nissan juga mengembangkan baterai solid-state secara mandiri dan menargetkan teknologi ini hadir di kendaraan mereka pada 2028, bahkan termasuk model hybrid.
Hyundai juga bergerak, meskipun mereka memperkirakan komersialisasi baterai solid-state baru realistis setelah 2030.
Mercedes-Benz bersama perusahaan rintisan Factorial Energy, berhasil menguji prototipe EQS yang mampu menempuh 1.200 km dalam sekali pengisian daya.
Jika pengembangannya berjalan mulus, Mercedes berharap teknologi ini bisa dipakai di kendaraan produksi massal sebelum akhir dekade.
Tags:
#Mobil Listrik Baterai Solid-State #Baterai Solid-State #Baterai Lithium Ion