KabarOto.com - Ada satu hal yang menarik saat debat Calon Wakil Presiden yang berlangsung akhir pekan lalu. Cawapres nomor 02 Gibran Rakabuming Raka mempertanyakan soal baterai LFP, yang digunakan oleh mobil listrik kepada Muhaimin Iskandar Cawapres nomor 01. Lalu apa sebenarnya LFP itu, dan mobil listrik apa saja yang menggunakannya?
LFP merupakan kepanjangan dari Lithium Ferro-Phospate, satu jenis baterai yang digunakan oleh mobil listrik.
Namun tidak semua mobil ramah lingkungan menggunakan jenis baterai ini, termasuk di Indonesia. Beberapa model yang menggunakan baterai ini adalah Wuling BinguoEV, LFP-nya berkapasitas 31,9 kWh untuk versi 333 Km dan 37,9 kWh untuk versi 410 km.
Produk Wuling kedua yang menggunakan LFP adalah Wuling Air ev, kapasitas 26,7 kWh untuk varian Long Range dan 17,3 kWh varian Standar Range dan Lite.
BYD melalui situs resminya juga memberikan informasi, jika mereka menggunakan baterai LFP. Dalam keterangannya dituliskan "Penggunaan lithium iron-phosphate (LFP) sebagai bahan katoda, menawarkan level keamanan yang jauh lebih tinggi dibanding baterai konvensional lithium-ion. LFP secara alami memiliki stabilitas suhu yang sempurna dan substansi bebas cobalt. LFP juga merupakan bahan yang sangat tangguh,".
Mobil-mobil yang baru meluncur di Indonesia pekan lalu, juga menggunakan LFP, diklaim lebih aman. Lalu Tesla, juga telah beralih menggunakan baterai LFP, contohnya Model Y dan Tesla Model 3. Digunakan untuk tipe-tipe kendaraan berdaya jelajah rendah.
Baca Juga: Baterai Mobil Listrik BYD Diklaim Dapat Menempuh Jarak 1,2 Juta Kilometer
Kelebihan baterai LFP dari NMC (Nickel Manganese Cobalt) adalah lebih tahan lama, harganya terjangkau, bahannya lebih banyak tersedia dan mudah didapat. Meski begitu, tak luput dari kekurangan, dari sisi energi yang disimpan lebih sedikit, meski beratnya sama. NMC menurut keterangan EE Power memiliki daya tampung lebih besar, daya tempuh kendaraan juga lebih jauh.
