KabarOto.com - Perusahaan ban terkemuka global Hankook Tire, mengaku telah berkomitmen terhadap inisiatif Science Based Targets (SBTi) dengan menyampaikan target pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) dari kegiatan operasionalnya.
SBTi adalah kemitraan antara CDP (sebelumnya Carbon Disclosure Project), United Nations Global Compact (UNGC), World Resources Institute (WRI), dan World Wide Fund for Nature (WWF).
Lebih dari 3.600 perusahaan global bekerja sama dengan SBTi untuk menetapkan, mengukur, dan melaporkan target pengurangan berbasis ilmu pengetahuan yang sejalan dengan Perjanjian Paris, perjanjian internasional yang mengikat secara hukum tentang perubahan iklim.
Hankook Tire ikut berpartisipasi dalam memprakarsai SBTi pada bulan Maret tahun ini, sebagai perusahaan manufaktur ban pertama di Korea.
Baca Juga: Diklaim Menjanjikan, Ini Cara Ban Hankook Penetrasi Ke Kendaraan Industri Ritel
Pada bulan Agustus, perusahaan mengajukan target pengurangan emisi berbasis sains jangka menengah hingga jangka panjang. Pengesahannya diharapkan pada awal tahun 2023.
Perusahaan berencana untuk mengurangi emisi lingkup 1 dan 2, yang terjadi selama tahap produksi sebesar 46,2% (dari data baseline 2019) pada tahun 2030.
Selain itu, Hankook berjanji untuk mengurangi emisi lingkup 3 dalam rantai nilainya sebesar 27,5% (dari baseline 2019) pada tahun 2030.
Hal ini mencakup pengurangan seluruh gas rumah kaca yang dihasilkan dari akuisisi bahan baku, distribusi, investasi, produksi, dan aktivitas bisnis utama lainnya.
Baca Juga: Targetkan Tumbuh 42% Tahun Ini, Berikut Laporan Keuangan Ban Hankook
Hankook juga mengumumkan keikutsertaannya dalam ambisi bisnis untuk kampanye 1,5?, yakni sebuah seruan aksi yang mendorong perusahaan-perusahaan dalam menetapkan target guna membatasi pemanasan global hingga 1,5°C.
Dipimpin oleh SBTi yang bekerjasama dengan mitra internasional di mana terdapat lebih dari 1.300 perusahaan global berpartisipasi dalam kampanye ini.
Komite ESG mempercepat tujuan jangka panjang Hankook untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, sebesar 50% (dari baseline 2018) pada tahun 2050 menjadi 2030.
