POPULAR STORIES

Harus Paham Dan Ketahui Ketika Lintasi Jalan Tol Layang

Harus Paham dan Ketahui Ketika Lintasi Jalan Tol Layang Waspadai Hal Ini Ketika Lintasi Jalan Tol Layang Sheikh Mohamed Bin Zayed (MBZ) (Kipli/ KO)

KabarOto.com - Jalan-jalan liburan ke luar kota jelang Tahun Baru 2024 kerap dilakukan sebagian warga Indonesia, namun sebenarnya perlu persiapan matang, seperti kondisi fisik Sobat sendiri, kemudian kondisi mobil.

Selain itu, perlu juga memahami rute-rute jalan yang akan dilalui. Contoh jalan yang sudah familiar untuk keluar kota adalah trek Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek (Japek) II (Elevated) atau biasa disebut Jalan Tol Layang Sheikh Mohamed Bin Zayed (MBZ).

Sobat perlu memahami bagaimana kondisi jalan tersebut dan potensi masalah yang bisa dialami ketika mengemudi di jalur tersebut. Mulai dari waspada tabrakan beruntun atau ban pecah di tengah jalan.

“Jalan tol layang MBZ menjanjikan waktu tempuh lebih cepat karena terpisah dengan kendaraan umum yang besar dan lambat di bawahnya. Namun, ada beberapa hal wajib perhatikan saat berkendara di jalan tol dengan panjang sekitar 36 km ini, karena tidak ada akses untuk mobil turun, kontur jalan naik-turun, tanpa rest area, dan lajur terbatas,” jelas Nur Imansyah Tara, Aftersales Business Division Head Auto2000, Jum'at (29/11).

Baca Juga: Tol Baru Yang Beroperasi Selama Liburan Nataru 2024

1. Jaga Kondisi Mobil dan Jangan Ragu Mengalihkan Jalur

Cek kondisi mobil seperti ban dan mesin. Kalau merasa ada masalah seperti bunyi-bunyi tidak wajar, panel indikator nyala, atau hal-hal tidak biasa lainnya, sebaiknya lewat jalan tol biasa di bawahnya sehingga tidak menyulitkan jika benar-benar mogok. Maka dari itu pelihara kendaraan dengan cara servis berkala.

2. Persiapan Pengemudi dan Penumpang

Mengemudi jarak jauh di atas jalan tol MBZ butuh kewaspadaan dan fokus yang tinggi terkait kondisi lingkungan. Seperti angin yang berembus kencang dan kontur jalan naik turun dengan sambungan antar bagian jalan tol yang terasa mengganggu.

"Anda tidak bisa istirahat atau berganti pengemudi karena bahu jalan yang sangat terbatas dan tidak ada rest area. Pastikan pengemudi dalam kondisi fit. Tidak kalah penting adalah memperhatikan kebutuhan penumpang karena tidak bisa toilet rest," ujar Nur Imansyah Tara.

3. Jangan Sampai Kehabisan Bensin

Nur Imansyah Tara juga menjelaskan, sebagai gambaran pengguna dari arah Jakarta yang membutuhkan bahan bakar, SPBU terdekat tersedia di Km 57 arah Cikampek. Artinya, Anda baru akan menemukan pom bensin setelah mengemudi sejauh sekitar 46 km. Pastikan posisi indikator bensin minimal seperempat supaya tidak kehabisan BBM.

Baca Juga: Tol Serpong - Cinere - Cibubur Resmi Dibuka, Begini Kondisi Jalan Dan Tarifnya

4. Hati-hati Angin Kencang dari Samping

Salah satu risiko jalan tol ini adalah angin samping. "Tetap tenang dan jangan memutar kemudi secara tiba-tiba kalau terasa ada side wind. Perlahan, kurangi kecepatan dan arahkan kemudi ke arah yang benar sesuai garis marka jalan. Hindari pengereman karena akan membuat mobil sulit dikendalikan dan berisiko tabrakan beruntun," tambahnya.

5. Jaga Jarak Aman

Bahu jalan di jalan tol ini sangat terbatas dan langsung bertemu pagar kalau butuh manuver menghindar. Beri jeda dengan kendaraan di depan sehingga memiliki ruang yang cukup untuk bertindak kalau mereka bermasalah akibat angin samping atau kendala lainnya.

6. Patuh Batas Kecepatan

Batas kecepatan disarankan untuk mngikuti batas maksimum dan minimum yang diperbolehkan regulasi, bila di bawah itu gunakan lajur sebelah kiri. Aturan kecepatan sangat ketat mengingat kondisi jalan yang rawan kecelakaan karena ketinggian dan kontur jalan naik-turun bahkan berliku.

"Anda wajib mewaspadai sambungan antar bagian jembatan yang dapat berbahaya jika dilewati dengan kecepatan tinggi. Beberapa kasus mengakibatkan mobil lompat atau ban bocor karena terkena sambungan dari besi," pungkas Nur Imansyah Tara.

7. Dilarang Mengemudi di Bahu Jalan

Kecuali darurat, Sobat tidak boleh berhenti di bahu jalan karena lahannya terbatas. Apalagi kalau sampai mengemudi dengan kecepatan tinggi untuk menyalip mobil lain di lajur utama. Kontur jalan naik-turun dan sambungan antar jembatan akan membuat mobil sulit dikendalikan dan berisiko kecelakaan.