POPULAR STORIES

Ini Solusi Rem Pakem Untuk Toyota Fortuner Generasi Pertama

Ini Solusi Rem Pakem Untuk Toyota Fortuner Generasi Pertama Solusi rem pakem untuk Toyota Fortuner lama (Foto: Kipli)

KabarOto.com - Banyak sekali ragam aksesori ada yang hanya mengutamakan sisi estetika saja, namun ada pula yang condong pada fungsionalitas serta kinerjanya, demi mengoptimalkan performa mobil.

Namun ada yang mengutamakan fungsi sekaligus menambah sisi estetika mobil, contohnya Run Stop Rear Disc Brakes Conversion kit, yang terinstalasi pada Toyota Fortuner milik Mr. Gamma.

Menurut Renaldus Rocky, pemilik Cockpit Autowork yang berlokasi di Kedoya, Jakarta Barat, paket lengkap dari Thailand yang ditawarkan pihaknya ini, hadir sebagai solusi sistem pengereman Toyota Fortuner yang seringkali dikeluhkan banyak pemiliknya, karena terkenal dengan performanya yang kurang dapat diandalkan.

Baca Juga: Akibat Salah Pemasangan Kampas Rem Cakram Belakang

Kecilnya diameter cakram depan dan sistem teromol pada bagian belakang, membuat banyak yang was-was dengan sistem pengereman standar, apalagi banyak yang sudah upgrade mesin untuk ajang drag race, tentu pengereman standar terdengar agak mengerikan.

“Kita menyediakan paket lengkap untuk disc brake conversion kit ini sengaja untuk dipasarkan di Indonesia, karena memang belum ada yang menyediakan alat & jasa seperti kami,” jelas Rocky.

Instalasinya sendiri diklaim memakan waktu 2 hari dengan total biaya Rp 25 juta. Sedangkan untuk pola pengerjaannya sendiri, Rocky menjabarkannya lewat beberapa langkah.

1. Diawali dari membuka perangkat drum brakes dan pengait e-brake adjuster milik standar Toyota Fortuner. Lalu langkah selanjutnya adalah melepas as roda dari gardan standar dan melepas gigi ABS, untuk sekaligus dicek kelayakan pakai dari gigi ABS tersebut. Untuk konversi dari sistem tromol menjadi dobel kaliper ini, tidak dibutuhkan penyesuaian lagi pada gigi ABS.

2. Melepas dan mengganti bearing atau laher, karena umur pakai laher sangatlah rentan. Tidak peduli tahun dan jauhnya jarak tempuh, laher yang sudah sedikit ‘oblak’ juga harus diganti, hal ini bisa terjadi karena tanpa sadar kita sering melewati jalan rusak atau tidak rata dengan kecepatan tinggi.

Instalasi conversion kit-nya sendiri diawali dengan pemasangan kembali as roda & gigi ABS, diikuti piringan cakram yang sudah didesain plug & play pada Toyota Fortuner.

3. Sistem tromol mekanis yang menggunakan tali kawat, kemudian diganti sistem hidraulik menggunakan slang bertekanan tinggi yang sudah termasuk dalam paket.

Dua buah kaliper run stop yang akan diaplikasikan pada bagian atas piringan cakram, kemudian ditambahkan adaptor yang ada dalam paket dan didesain plug and play untuk memegang cakram dan kaliper.

4. Pemasangannya pun harus presisi agar permukaan cakram tidak termakan, serta memiliki daya cengkram maksimal. Ini ditandai dengan ratanya permukaan kampas rem saat habis.

Kaliper kemudian dihubungkan oleh slang rem hidraulik menuju master rem di bagian depan, diikuti pengecekan & pengetesan saat selesai, untuk memastikan kinerja sistem pengereman berfungsi dengan baik dan normal, baik saat diinjak atau menarik rem tangan.

5. “Kami sengaja mengaplikasikan tipe 2 buah kaliper untuk conversion kit ini agar tidak gampang ‘mengunci’ sendiri,” ucap Rocky. Ia juga mendapat respon dan testimoni positif dari sang pemilik Toyota Fortuner, karena menurut Mr. Gamma, spek ventilated disc brake berdiameter 355 mm yang Ia upgrade pada sistem pengereman bagian depan, belum cukup optimal untuk mesin mobilnya yang sudah mengalami lonjakan tenaga hingga 382 dk dengan torsi sebesar 780 Nm.

Enaknya lagi conversion kit ini tidak hanya dikhususkan untuk Fortuner yang bermain kencang saja, karena menurut Rocky, sistem dual caliper-nya juga membantu daya pengereman menjadi lebih besar dan optimal untuk Fortuner yang sudah memasang pelek berdiameter lebih besar dari standarnya.

Setelah proses konversi selesai, Mr. Gamma mengaku bahwa weight distribution saat hard braking terbagi rata dan lebih percaya diri untuk membawa mobilnya berakselerasi.

“Hanya saja untuk e-brake masih sedikit kurang optimal ketika saya rasakan di tanjakan, karena sempat sedikit bergerak. Tapi overall saya sangat puas dengan konversi ini, karena kinerja sistem pengereman normal bahkan berfungsi jauh lebih baik dari sebelumnya,” pungkas pria yang langsung membawa Fortunernya untuk perjalanan jauh itu.