Krisis Nissan, Ajukan Merger dengan Honda Jadi Solusi atau Tantangan Baru?


Krisis Nissan, ajukan merger dengan Honda. (Foto: Rionegro)
KabarOto.com - Nissan saat ini berada dalam tekanan besar. CEO perusahaan tersebut menyatakan bahwa Nissan berada dalam 'mode darurat,' sebuah istilah yang mencerminkan krisis serius yang melanda perusahaan otomotif Jepang ini.
Sebagai respons terhadap situasi ini, Nissan berencana memangkas 9.000 tenaga kerja, menunda peluncuran produk baru, dan mencari pendukung keuangan untuk menstabilkan operasional mereka. Lebih jauh lagi, muncul kabar bahwa Nissan tengah mempertimbangkan kemungkinan merger dengan Honda.
Tantangan Merger Nissan dan Honda
Melansir Carscoops, mantan CEO Nissan, Carlos Ghosn, turut memberikan pandangannya terkait isu ini. Ghosn, yang pernah menjadi sorotan global karena pelariannya dari Jepang ke Lebanon pada 2019, menyebut bahwa situasi ini merupakan langkah putus asa bagi Nissan. Dalam wawancaranya dengan Bloomberg Television, Ghosn menyatakan bahwa merger dengan Honda bukanlah solusi pragmatis.

“Ini langkah yang putus asa, sulit menemukan sinergi antara Nissan dan Honda karena keduanya berada di pasar yang sama, menawarkan produk serupa, dan memiliki karakter merek yang mirip,” ujar Ghosn.
Menurut Ghosn, Honda tampaknya tidak terlalu antusias terhadap ide merger ini. Namun, ia menyebutkan bahwa Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang (METI) mungkin berada di balik tekanan untuk mendorong kesepakatan tersebut demi menyelamatkan salah satu ikon otomotif Jepang.
Baca Juga: Dilanda Ancaman Kebangkrutan, KTM Akhirnya Tetap Tancap Gas Tahun 2025
Pengaruh METI dalam Isu Merger
Ghosn menjelaskan bahwa METI memiliki pengaruh besar dalam menentukan arah industri otomotif Jepang. “Saya memahami betul pengaruh METI setelah bertahun-tahun tinggal di Jepang. Secara industri, mungkin tidak ada logika dalam kesepakatan ini, tetapi METI lebih memilih kontrol dibandingkan performa. Jadi, mereka mendorong Honda untuk mengambil langkah ini,” ungkap Ghosn.
Meskipun pandangan Ghosn dapat dianggap sebagai opini pribadi seorang mantan eksekutif, prediksinya sering kali terbukti akurat. Pada Agustus lalu, Ghosn bahkan menyebut potensi merger ini sebagai 'pengambilalihan terselubung' oleh Honda terhadap Nissan dan Mitsubishi.
Meski belum ada indikasi bahwa Honda akan mengambil alih Mitsubishi, spekulasi ini menguatkan anggapan bahwa merger ini memiliki agenda tersembunyi.
Baca Juga: Recaro Selamat dari Kebangkrutan, Bangkit Kembali Januari 2025
Tantangan Teknologi dan Rekayasa
Jika merger benar-benar terwujud, tantangan besar akan menanti kedua perusahaan. Ghosn menyoroti potensi konflik terkait teknologi dan rekayasa.
“Honda dikenal sebagai organisasi yang sangat kuat dalam bidang teknik, dan Nissan juga memiliki kebanggaan besar pada kemampuan tekniknya. Tantangan utamanya adalah memutuskan teknologi mana yang akan diadopsi oleh entitas baru, baik dalam bentuk merger maupun aliansi baru. Proses ini tidak akan mudah,” jelas Ghosn.
Baca Juga: Nyaris Bangkrut, Bos Tesla Pernah Tawarkan Perusahaannya ke Apple
Tags:
#Krisis Nissan #Mobil Nissan #Merger