POPULAR STORIES

Menperin: Manufaktur Menunjukan Geliat 7,41 Persen Saat Pandemik Covid-19

Menperin: Manufaktur Menunjukan Geliat 7,41 Persen Saat Pandemik Covid-19 Kemenperin

KabarOto.com - Industri pengolahan di Tanah Air diklaim masih mampu menunjukkan geliat yang positif ditengah tekanan dari dampak pandemi Covid-19. Hal ini tercermin melalui capaian nilai ekspor sepanjang triwulan I tahun 2020, hingga mengalami surplus pada neraca perdagangan.

“Industri pengolahan mengalami tekanan mulai Maret 2020 akibat Covid-19, namun data ekspor industri pengolahan memberikan optimisme untuk tetap bertahan,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Selasa (21/4).

Menperin mengungkapkan, kinerja pengapalan sektor manufaktur nasional pada tiga bulan pertama tahun ini meningkat 10,11% dibanding periode yang sama tahun lalu (y-o-y). Sepanjang triwulan I-2020, ekspor dari industri pengolahan menembus angka USD32,99 miliar, sedangkan nilai impornya tercatat sekitar USD31,29 miliar.

“Sehingga terjadi surplus sebesar USD1,7 miliar. Bahkan, ekspor industri pengolahan pada triwulan I-2020 memberikan kontribusi signfikan hingga 78,96% terhadap total ekspor nasional yang mencapai USD41,78 miliar,” paparnya.

Baca Juga: Meski Perusahaan Otomotif Terdampak Covid-19, Kemenperin Imbau Karyawan Tetap Mendapat Haknya

Lima sektor sebagai penyumbang terbesar pada nilai ekspor manufaktur nasional selama tiga bulan pertama tahun ini, yaitu industri makanan yang membukukan senilai USD7,17 miliar, diikuti industri logam dasar (USD5,48 miliar), industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia (USD2,99 miliar), industri pakaian jadi (USD2,02 miliar), serta industri karet, barang dari karet dan plastik (USD1,78 miliar).

Sementara itu, kinerja pengapalan sektor manufaktur pada Maret 2020, juga mengalami peningkatan sebesar 7,41% berbanding capaian Maret 2019. Ekspor dari industri pengolahan di bulan ketiga tahun ini, tercatat menembus angka USD11,12 miliar, sedangkan nilai impornya sekitar USD10,80 miliar.

“Sehingga mengalami surplus pada neraca perdagangan sebesar USD0,32 miliar. Industri pengolahan pada Maret 2020 juga berkontribusi gemilang hingga 78,92% terhadap total nilai ekspor nasional yang mencapai USD14,09 miliar,” imbuhnya.

Pertumbuhan ekspor yang tinggi dari komoditas besi baja, didorong oleh perusahaan di Kawasan Industri Morowali dengan tujuan pasar utamanya ke Cina dan beberapa negara lainnya.