Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE), Setia Darta, memperkirakan penurunan kinerja industri otomotif pada 2025.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan bahwa penundaan implementasi opsen Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) dapat mendorong pertumbuhan industri otomotif di Indonesia.

Industri otomotif menghadapi tantangan besar pada 2025, terutama dengan kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% serta penerapan opsen pajak kendaraan bermotor (PKB) dan bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB).

Kenaikan mata uang Dolar Amerika Serikat memberikan dampak signifikan pada ekonomi global, termasuk industri otomotif di Indonesia. Menteri Perindustrian, Dr. Agus Gumiwang Kartasasmita, M.Si., menyatakan bahwa kenaikan ini menyebabkan harga bahan pembuatan kendaraan naik, sehingga produsen berencana menaikkan harga.

Dalam upaya mendongkrak roda perekonomian nasional, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bertekad untuk terus memacu sektor industri tetap berinvestasi dalam R&D, mendorong pertumbuhan yang inklusif, dan mempromosikan kelestarian lingkungan.

Industri otomotif Indonesia tengah mengalami transformasi menuju era industri untuk elektrifikasi.

Pemerintah Indonesia dan Jepang menjalin kerja sama untuk mengembangkan industri otomotif. Salah satunya adalah dalam bidang elektrifikasi kendaraan dan bahan bakar Carbon Neutrality (CN), termasuk biofuel

Kementerian Perindustrian menyatakan bahwa sektor industri otomotif di Tanah Air pada 2022 menunjukkan kinerja cukup gemilang. Hal ini terlihat dari peningkatan surplus perdagangan roda empat hingga 64 persen

Masih banyak tantangan yang dihadapi oleh industri otomotif Indonesia. Beberapa tantangan tersebut di antaranya adalah terkait ketersediaan bahan baku, kekurangan cip semi-konduktor, kendala logistik dan transportasi, serta biaya energi yang tinggi

Kenaikan harga BBM tidak mempengaruhi permintaan komponen otomotif. Pasalnya, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) mengklaim permintaan di industri ini terus melonjak setelah kuartal 2 tahun 2022.

Saat ini ada sekitar 30.000 jenis komponen atau spare part untuk mobil, sebesar 15% atau 4.500 jenis komponen, akan dipasok oleh Indutri Kecil dan Menengah (IKM). Saat ini baru sekitar 900-an jenis komponen, baru dipasok oleh IKM Indonesia.

Sektor otomotif global terus menggencarkan kendaraan ramah lingkungan, termasuk di Indonesia. Situs pencarian Google dalam laporan 'Year in Search 2021: Look back to move your marketing forward' klaimnya mencatat pertumbuhan minat, rasa ingin tahu, dan kesadaran tentang kendaraan berbasis listrik tersebut.

Kementrian Perindustrian (Kemenperin) pernah menyampaikan bahwa industri otomotif menjadi salah satu sektor yang berkontribusi besar untuk perekonomian nasional. Tercatat, setidaknya ada 22 perusahaan industri mobil yang beroperasi di Indonesia.

Kesuksesan industri otomotif tersebut dirangkum dalam sebuah buku berjudul Industri Otomotif untuk Negeri: Menjadi Pemain Utama Era Mobil Listrik ini diterbitkan oleh penerbit Pustaka Kaji, Jakarta.

Industri otomotif dinilai paling potensial untuk meningkatkan perekonomian Indonesia di masa pandemik Covid-19. Selain itu, industri ini juga membuka lapangan pekerjaan dan mengangkat industri lokal. Untuk mendorong realisasi investasi di sektor manufaktur nasional, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita melakukan lawatan ke Jepang. Menperin memenuhi undangan sejumlah produsen otomotif seperti Toyota, Mitsubishi Motors, Honda, Suzuki dan Mazda.