Dampak Kenaikan Dolar AS pada Industri Otomotif Indonesia, Menperin: Tunda Kenaikan Harga


Illustrasi GIIAS 2024 (Foto: KabarOto)
KabarOto.com - Kenaikan mata uang Dolar Amerika Serikat memberikan dampak signifikan pada ekonomi global, termasuk industri otomotif di Indonesia.
Menteri Perindustrian, Dr. Agus Gumiwang Kartasasmita, M.Si., menyatakan bahwa kenaikan ini menyebabkan harga bahan pembuatan kendaraan naik, sehingga produsen berencana menaikkan harga.
Baca Juga: Begini Strategi Chery dan Jaecoo Bersaing dengan Pabrikan Otomotif Lain Hingga Tahun 2030
"Ini ada kaitannya antara tingginya nilai Dolar Amerika, sehingga kita minta produsen untuk menahan diri agar tidak menaikan harga produksi mereka," ujarnya.
Dampak tersebut juga dirasakan oleh kendaraan Low Cost Green Car (LCGC) yang kini merambah pasar kendaraan listrik (EV). Data wholesale Gaikindo menunjukkan penurunan daya beli kendaraan bermotor sejak awal tahun hanya sebesar 263.706 unit.

Sementara itu, penjualan retail dari awal tahun hingga April mencapai 289.551 unit, jauh dibandingkan tahun lalu yang mencapai 339.954 unit.
Untuk meningkatkan daya beli terhadap kendaraan baru, pemerintah tengah mempersiapkan berbagai insentif, terutama pada mobil hybrid. Agus mengungkapkan bahwa pihaknya telah berbicara dengan Kementerian Keuangan untuk menghitung besaran insentif tersebut.
"Insentif itu setiap hari kita coba hitung dan terus kita diskusikan internal pemerintah khususnya untuk hybrid. Usul itu kita berikan kepada kementerian terkait dalam hal ini Kementerian Keuangan," jelasnya.
Baca Juga: Menperin Beri Kode Tingkatkan Ekspor Mobil Listrik
Diharapkan dengan adanya insentif ini, daya beli masyarakat terhadap kendaraan bermotor dapat meningkat, sehingga industri otomotif Indonesia tetap stabil di tengah kenaikan nilai Dolar Amerika Serikat.
Tags:
#Industri Otomotif