POPULAR STORIES

Test Drive DFSK Gelora E Bawa Beban 500 Kg Jakarta Ke Bandung, Segini Sisa Baterainya

Test Drive DFSK Gelora E Bawa Beban 500 Kg Jakarta ke Bandung, Segini Sisa Baterainya DFSK Gelora E di Tol Cipularang (Foto: DFSK)

KabarOto.com - DFSK mengajak awak media nasional, salah satunya KabarOto, untuk menguji ketangguhan mobil listrik DFSK Gelora E dengan rute Jakarta – Bandung. KabarOto berkesempatan menggunakan tipe blind van. Di kabin, sudah dibebani semen seberat 500 kilogram. Berapakah sisa baterai selama perjalanan?

Rute yang ditempuh dari PL Disjaya Jalan M Ridwan Rais Jakarta Pusat, menuju PLN UP3 di Jalan Soekarno-Hatta, Bandung, Jawa Barat. Untuk mengaktifkan, saya harus memutar kunci seperti mobil bermesin bensin pada umumnya.

Baca juga: Biaya Servis DFSK Gelora E Per Tahun Cuma Rp 200 Ribuan

Saat itu, posisi baterai menunjukkan angka 100%, artinya kondisi full, sebelumnya sudah dicas selama kurang dari 4 jam, dari 20% sampai 100%. Kemudian putaran kunci kedua untuk mengaktifkan baterai, sampai muncul tulisan ready berwarna hijau, tinggal memindahkan posisi transmisi ke D atau E (eco).

Rem tangan masih menggunakan model tuas, dilepas, kemudian gas pun diinjak. Kami memulai perjalanan. Lalu lintas di jalan Tugu Tani sampai Pasar Senen cukup padat di pagi hari itu, cukup membuat kami menekan gas dan menginjak rem. Sempat dibuat terkejut, dengan suara bising seperti mendengung dari luar kabin.

Ternyata itu merupakan peringatan, untuk kendaraan lain atau pejalan kaki, jika ada sebuah mobil listrik tanpa suara melintas. Mobil listrik tanpa suara mesin, jadi sebagai peringatan ini dihadirkan melalui speaker. Bisa dinonaktifkan, dengan mencopot soket yang berada di bawah setir.

Setelah itu, jalan cukup lancar hingga masuk gerbang tol Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Oiya, di tol ini, posisinya cukup padat, dengan panjang 4.500 mm, lebar 1.680 mm dan tinggi 2.000 mm, dimensi ini cukup besar sehingga harus berhati-hati saat menyalip kendaraan lain.

Posisi berkendaranya cukup nyaman, setirnya tinggi, tidak bisa disetel lebih rendah lagi. Jok pas untuk ukuran badan orang dewasa. Namun, sandaran kepalanya tidak pas, harus didorong kebelakang agar kepala bisa nyaman. Jok dapat di setel maju mundur, disesuaikan dengan posisi badan. Karena ini model blind van, di belakang jok ada besi stainless, yang menjaga barang bawaan tidak jatuh ke depan. Karena ini mobil niaga model blind van, maka kabin depan hanya untuk dua orang saja.

Baca juga: DFSK Gelora E Dapat Penghargaan Di IIMS 2023

Untuk menambah ruang kabin lebih semarak, tersedia head unit dengan layar berteknologi layar sentuh yang bisa memutar radio, soket untuk USB, koneksi bluetooth hingga melihat informasi kendaraan. Uniknya, ada kalkulator dapat difungsikan bagi pengusaha untuk menghitung barang atau penghasilan.

Kaca spion model elektrik, sehinga pengemudi tidak perlu membuka jendela untuk menyetel posisi. Dasbor terbuat dari bahan plastik, ada tempat untuk meletakan smartphone atau makanan. Namun sayang, di pintu kanan dan kiri, tidak dibekali ruang penyimpanan untuk meletakkan botol minuman.

Di bagian penumpang, ruang pijakan kaki cukup lega, bisa selonjoran, namun jangan berharap bisa disandarkan ke belakang, karena ada besi stainless yang sudah dijelaskan di atas tadi. Selama perjalanan kami tidak menggunakan AC, untuk mengetahui seberapa irit mobil ini, tentunya ini tidak bisa dijadikan patokan untuk penggunaan harian.

Kaki-kakinya cukup nyaman untuk melintasi jalanan bergelombang, berlubang serta tambalan aspal. Barang bawaan tidak terguncang parah. Selama perjalanan kami mengikuti ‘Gelora E Media Challenge’, di mana pertama kali Agen Pemegang Merek (APM) mobil listrik mengadakan event seperti ini

Selama perjalanan saya selalu melihat kondisi baterai, dan hanya melaju di kecepatan 60 kpj. Jika ada hambatan dan akan menyusul truk, kecepatan bisa lebih dari angka tersebut. Kemudian konstan kembali di kecepatan 60 kpj.

Baca juga: Profil DFSK EC31, Pikap Listrik Diklaim Mampu Tempuh Jarak 215 Km

Masuk kota Bandung, kemacetan mulai kami rasakan. Bunyi dari mobil ini terus terdengar, karena memang jalurnya cukup padat. Tibalah kami di daerah Leuwi Panjang untuk makan siang. Di tempat ini, baterai dihitung oleh panitia. Total, kami hanya menggunakan 65% setelah menempuh jarak 157 km, dari Jakarta menuju Bandung.

DFSK Gelora E sebagai Baterai yang digunakan sudah menggunakan teknologi Lithium-ion dengan kapasitas 42 kWH, dan sanggup untuk menyuplai energi DFSK Gelora E sejauh 300 km.