POPULAR STORIES

Tidak Semua Bisa Dapat Subsidi Motor Listrik, Ini Persyaratannya

Tidak Semua Bisa Dapat Subsidi Motor Listrik, Ini Persyaratannya Motor listrik Gesits buatan Indonesia (Foto: Kabaroto)

KabarOto.com - Kebijakan subsidi kendaraan listrik di Indonesia masih dalam tahap evaluasi. Info terbaru, tidak semua bisa menerima subsidi ini, hanya golongan masyarakat yang benar-benar membutuhkan dan budget terbatas yang akan mendapatkannya.

"Insentif itu sebenarnya, kalau tujuan dari kami subjek yang ke objek. Dari awal saya bilang itu capability, kemampuan," ujar Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (Ilmate) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Taufiek Bawazier.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sendiri mengusulkan masyarakat yang menerima subsidi kendaraan listrik bukan kalangan menengah ke atas. Syarat untuk mendapatkan subsidi motor listrik, memang untuk mereka yang membutuhkan sepeda motor.

Baca Juga: Bamsoet Ungkap Subsidi Kendaraan Listrik Berlaku Dalam Waktu Dekat

Diskusi Net Zero Carbon, Tantangan dan Peluang Akselerasi Pasar Otomotif Indonesia yang digelar Forwot dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin)

Regulasi subsidi kendaraan listrik saat ini masih dalam tahap penggodokan oleh Kementerian Keuangan. Termasuk syarat bagi model yang akan mendapatkan subdisi harus memiliki Tingkat Kandungan Lokal Dalam Negeri.

"Areanya masih milik Kementerian Keungan, kami hanya memberikan usulan. Mengusulkan dalam konteks industri yang memang dibangun di dalam negeri, yang punya TKDN, nanti pemberinya siapa, harusnya dicek dengan data nasional yang sudah ada," jelas Taufiek.

Baca Juga: Jokowi Janji Sampaikan Keputusan Final Subsidi Kendaraan Listrik

Untuk menentukan masyarakat yang menerima subsidi kendaraan listrik, pemerintah akan melakukan penyaringan lewat catatan dinas kependudukan sipil.

"Termasuk konsumen yang layak. Kalau orang yang ga layak ya kasian juga nanti (insentifnya). Konsumen yang layak itu, yang memang ingin membeli motor tapi duitnya pas-passan. Itu yang mestinya jadi prioritas," tutup Taufiek.