Kabaroto.com - Kendaraan penjelajah offroad, Fin Komodo dikembangkan oleh PT Fin Komodo Teknologi, perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang rekayasa & teknologi. Sebelum merakit Fin Komodo, perusahaan swasta nasional ini sudah lebih dulu menimba pengalaman di bidang desain dan analisis pesawat terbang, simulator, dan integrasi sistem otomasi.
Fin Komodo dirakit dari rangka tubular dengan sistem monocoque dan berdimensi panjang 2.650 mm, lebar 1.750, serta tinggi 1.460 mm. Kemampuan angkutnya mencapai 250 kg dengan kapasitas dua orang penumpang.
Sebelum sampai ke fase perakitan, sejumlah riset dilakukan dulu, termasuk membuat riset formulasi rancang bangun pesawat terbang dengan rangka serta bodi cukup ringan tapi tetap tangguh digunakan di medan offroad.
Material bodi dibuat dari bahan komposit yang diremix dengan sistem suspensi double wishbone full independen buatan Fin Absorber. Pembuatan kaki-kaki dirancang khusus untuk menempuh medan terjal hingga kemiringan 45 derajat. Pun begitu, tetap mengedepankan sisi kenyamanan penumpang dengan kemampuan daya redam serta kaki-kaki yang elastis.
Dengan dimensi ground clearance sebesar 300 mm, Fin Komodo terbukti mampu melakukan perfoma terbaik sebagai mobil non aspal. Manuver dan handlingnya ketika dijalur terjal juga cukup lincah dengan sistem kemudi rack and pinion.
Komodo yang saat ini diproduksi secara masal untuk dipasarkan merupakan generasi keempat dan sudah menggunakan mesin four stroke 250 cc. Transmisinya memakai CVT berpengerak roda belakang dengan sistematis penggerak rantai. Meski hanya bertenaga 14 tk dan torsi 17 Nm, kemampuan mobil ini tak perlu lagi dipertanyakan.
Salah satu pengembangan yang dilakukan di generasi baru Fin Komodo adalah di sisi safety. Mulai dari seat belt 4 titik hingga pengereman yang didukung dua buah rem cakram hidrolik di bagian depan dan single cakram di sektor belakang.
Dikatakan Presiden Direktur PT Fin Komodo Teknologi, Ibnu Susilo, perakitan mobil Fin Komodo juga sudah menyerap 85% komponen lokal yang disuplai oleh 40 pengusaha UKM dari Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
"Hampir semuanya memakai komponen lokal. Yang masih impor hanya engine core dan crank shaft," kata Ibnu.
“Pengerjaan setiap unit mulai dari desain, engineering, proses perakitan mesin, transmisi, rangka hingga menjadi unit utuh dikerjakan sekitar 40 karyawan di Cimahi,” tambahnya lagi .
