Ford F1 1948 – Muscle Truck Terinspirasi Film MacGyver

Kipli Rabu, 02 Mei 2018

KabarOto.com - Bagi sebagian anak-anak, impian yang paling umum adalah dapat berenang di sungai susu ditemani hujan lolipop. Bagi sebagian orang dewasa, impian itu seperti pergi ke Vegas dan mendapatkan jackpot saat menarik tuas slot machine.

Namun, bagi seorang Didik Wijayanto, definisi mimpi adalah memiliki sebuah kendaraan klasik asal negeri Paman Sam.

Baca Juga: Toyota Kijang Innova 2015 : Buat Harian Oke, Buat Drag Race? Siapa Takut!

Mimpinya kini sudah bukan sebuah angan-angan karena takdir sudah mempertemukan dokter spesialis tersebut dengan sebuah truk klasik Amerika yang diidamkannya sejak masa kanak-kanak.

“Dulu saya nonton serial MacGyver dan lihat dia naik pick-up kuning, saya lupa persisnya itu truk apa tapi yang jelas dari Amerika” kenang Didik, sapaan akrabnya.

Menemukan Ford F1 ini baginya seperti mencari jarum di tumpukan jerami. Pasalnya, beliau harus rela bolak balik luar kota untuk mendapatkan identitas sang pemilik beserta lokasi mobilnya. “Lucunya, sudah bolak balik luar kota, tahunya malah disimpan di Jakarta juga, ya pulang lagi deh, hehe,” ujarnya seraya tertawa.

Proses yang begitu panjang untuk merestorasi sebuah truk Amerika kelahiran 1948 ini tidak membuat Didik mundur dari tekadnya. Didik yang sempat menggelengkan kepala mengingat kondisi awal mobil ini bercerita bahwa seluruh mobil dibelinya dalam kondisi mengenaskan.

“Pemilik awalnya nunjuk mobil ini ada di balik tumpukan barang bekas tidak terpakai. Awalnya bahkan saya enggak lihat ada mobil. Pas diangkat semua perabotan yang numpuk, baru deh keliatan ada ini mobil dalam kondisi memprihatinkan,” jelasnya.

Didik yang dibantu oleh Galih Laksono dari G Speed Indonesia memulainya dari modifikasi bagian eksterior dan sasis, di mana semua struktur dibuat ulang sesuai aslinya kemudian dilabur cat spesial racikannya sebagai finishing.

“Semua barang standar eksteriornya kita beliin yang baru berlabel repro, yakni barang yang diproduksi ulang oleh manufaktur meski mobilnya sudah tidak beredar lagi. Contohnya spion, grille, hingga perintilannya seperti pengait bak-nya, terlalu detail kalau dijelasin satu per satu yang jelas barang lamanya sudah enggak ada yang dipakai lagi,” ucap penggemar moge Amerika ini.

Mobil ini didesain sebagai pengganti varian pikap oleh Ford yang mereka produksi lebih awal yakni tahun 1942. Berbicara tentang pikap, dapat dipastikan bahwa Didik memang pecinta mobil jenis ini, hal tersebut terbukti saat KabarOto melihat koleksi lainnya yang memiliki tipe sejenis.

“Memang bukan kebetulan, saya sudah mencintai muscle car berjenis pikap sejak awal. Saya tidak memiliki alasan spesifik kenapa harus mengkoleksi jenis ini, yang jelas varian pikap memang memiliki ciri khas tersendiri apalagi jika menyandang predikat muscle car,” terang pemilik Ford F1 yang menjadi salah satu pilot project workshop G Speed Indonesia tersebut.

Secara visual Ford F1 yang terus beroperasi dari tahun 1948 hingga sekarang ini nampak terlihat baru saja keluar dari sebuah showroom di masanya, atau bisa dikatakan bahkan lebih baik berkat personalisasi yang dilakukan oleh kedua belah pihak.

Namun, siapa yang dapat mengira bahwa konsep awal personalisasi pada Ford F1 ini hanya berawal dari sebuah render yang Didik lihat pada website luar.

“Ini uniknya, mobil ini berawal dari hanya sebuah gambar yang saya temukan di internet, dan lucunya lagi saya sempat iseng kirim foto mobil saya dalam keadaan sudah direstorasi ke alamat e-mail mereka sampai mereka bilang mustahil bahwa mobil yang mereka gambar ada di Indonesia ini,” kekeh pemukim kawasan Karawaci, Tangerang ini.

Ciri khas G Speed pun diimplementasikan di mobil ini, yakni selalu membuat mesin V8 dapat beroperasi dengan normal dan menunjukkan performanya dengan baik di kondisi negara kita yang identik dengan iklim tropis. Maka dari itu, forged internal lebih dari sekadar menu wajib untuk kemudian di-custom dengan perhitungannya sendiri, hingga ke bagian transmisi TH400 beserta gardan Currie Enterprise, yang ia pesan dengan spesifikasi khusus untuk menahan tenaga dari mesin besarnya.

Proses personalisasi secara mendetail pada keseluruhan mobil memang menjadi ciri khas G Speed Indonesia dalam merestorasi kendaraan klasik Amerika. Dari bagian konstruksi sasis, restorasi kabin, proses pengecatan, aplikasi pelek dan kaki-kaki, hingga yang menjadi ikon sebuah klasik Amerika, yakni mesin berkonfigurasi V8 dengan performa tinggi.

“Tapi justru saya bilang sama mas Galih kalau bisa mesinnya jangan besar-besar tenaganya. Selain ngebut bukanlah tipikal saya, mobil ini juga sengaja tidak saya bikin slammed layaknya mayoritas ‘hotrod’ karena terkadang masih saya gunakan untuk jalan-jalan,” jelas Didik yang menjatuhkan pilihannya pada sebuah mesin GM 350 ci sbC (small block Chevy).

Spesifikasi:

Eksterior: Fully repainted in Silverstone Restored original details (original rearview mirror, front & rear bumper, glasses, front & tail lights)

Interior: Restored interior (reupholstered seats, trims, etc)

Autometer Classic Gauges

Grant steering wheel

B&M shifter

Ididit steering column

Undercarriage & Wheels:

Currie Enterprise strenghten 9” axle

Weiand brake tunnel

High-Performance Torque Converter

Show Wheels Streeter 20 x 8 inci (depan) + 9,5 inci (belakang)

Custom work disk brakes

Custom Big Block Chevy brake booster

Mesin:

General Motors 350ci sbc (small block Chevy)

TH400 (Turbo Hydramatic) strenghten transmission (custom specification)

Mr. Gasket hood scoop

Aluminium roller rocker arms

Griffin radiator

Edelbrock 750 CFM carbs

Mallory ignitions

Custom forged internals by G-Speed Indonesia

Rumah Modifikasi:

G Speed Indonesia, Antasari, Jakarta Selatan

Bagikan

Baca Original Artikel