Mengenal Multi Lane Free Flow dan Cara Kerjanya

Angga Yudha Pratama Rabu, 15 Juni 2022

KabarOto.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) telah memulai konstruksi transaksi tol menuju Sistem Transaksi Nontunai berbasis Multi Lane Free Flow (MLFF). MLFF merupakan transaksi pembayaran tol yang dilakukan dalam kecepatan normal dengan menggunakan teknologi nirsentuh. Sehingga, pengendara tidak perlu berhenti maupun antre untuk sekedar tapping kartu tol atau e-tol.

Nantinya, saat kendaraan melewati pintu tol, saldo uang elektronik di aplikasi pada ponsel akan langsung terpotong. Sementara, teknologi yang diterapkan pada MLFF yaitu Global Navigation Satelit System (GNSS) dan Global Positioning System (GPS). GNSS memungkinkan melakukan transaksi melalui aplikasi di smartphone dan dibaca melalui satelit.

GPS nantinya akan melakukan lokasi yang dideterminasi satelit dan proses map-matching akan berjalan di sistem sentral. Proses akan berakhir saat pengendara keluar tol, kemudian sistem ini akan melakukan kalkulasi tarif. Sistem ini dinilai efektif, mampu menciptakan efisiensi, efektivitas, keamanan, dan kenyamanan.

Baca Juga: Ini Jalan Tol Terpendek Di Indonesia, Hanya 2 KM

Dengan penggunaan uang elektronik telah mengurangi waktu transaksi menjadi 4 detik dibandingkan transaksi manual 10 detik. Sehingga, penggunaan MLFF tentunya memiliki manfaat sangat besar karena bisa menghilangkan waktu antrean menjadi nol detik. Manfaat lain adalah efisiensi biaya operasi dan juga meminimalisir bahan bakar kendaraan.

Ilustrasi Gerbang tol Palimanan (Foto: istimewa)

BPJT sendiri menargetkan pelaksanaan konstruksi MLFF dimulai pada tahun 2021. Kemudian untuk implementasinya secara bertahap dimulai pada tahun 2022, dan penerapannya berdasarkan lingkup wilayah dan tidak per ruas tol.

"Diharapkan pada awal tahun 2022, sebagian besar ruas jalan tol, terutama di Jawa dan Bali sudah dapat menerapkan MLFF," ujar Kepala BPJT, Danang Parikesit dikutip dari laman resmi BPJT, Rabu (15/6).

Penerapannya nanti akan berjalan dengan skema sekitar 50 persen dari total gardu pada gerbang tol yang akan digunakan untuk MLFF. Nah, 50 persen lainnya digunakan bagi pengguna yang melakukan pembayaran nontunai konvensional.

Baca juga: Polri Akan Luncurkan Smart SIM, Bisa Dipake Belanja Dan Bayar Tol

Teknologi ini telah sukses diterapkan di beberapa negara. Solusi ini selain memudahkan pengguna jalan karena melalui jalan tol tanpa hambatan, informatif, aman, nyaman dan berkelanjutan, juga dapat meningkatkan efisiensi pendapatan tol, serta mengurangi tingkat kemacetan pada jam-jam padat.

Sementara, BPJT selaku Penanggung Jawab Proyek Kerja Sama (PJPK) dalam rangka menyukseskan proyek ini, bekerja sama dengan Roatex Indonesia Toll System (RITS), anak usaha dari Roatex Ltd. yang berasal dari Hungaria dalam menerapkan pemanfaatan satelit atau GNSS. Roatex Ltd. sebelumnya ditetapkan sebagai pemenang tender dan pemrakarsa proyek sistem MLFF di Indonesia.

Adapun lingkup proyek yang direncanakan adalah Design-Build-Finance-Operate-Transfer (DBFOT), dengan masa konsesi proyek adalah selama 10 tahun. Skema pengembalian proyek adalah dengan menggunakan user charge (tarif) dengan nilai investasi sebesar Rp 4,4 Triliun.

Berikut 40 jalan tol yang rencananya akan menerapkan MLFF:

Bagikan

Baca Original Artikel