Sejarah Toyota HiAce dari Generasi ke Generasi, Andalan Mobil Angkut Barang dan Penumpang
KabarOto.com - Apa yang ada di pikiran ketika mendengar nama Toyota HiAce? Ya, sebuah kendaraan pengangkut barang yang bentuknya panjang, kehandirannya di Indonesia sejak 1971. Bahkan Toyota HiAce hingga saat ini masih digunakan sebagai kendaraan angkutan penumpang, karena mampu menampung hingga 15 penumpang.
Hingga saat ini Toyota HiAce digunakan secara luas dalam berbagai konfigurasi untuk kebutuhan berbagai macam bisnis.
Baca Juga: Toyota Hiace Ini Siap Tangani Penderita Serius Covid-19
Generasi Pertama (H10), 1967–1977
Generasi HiAce pertama, dimulai dengan kode H10 merupakan lansiran 1967 diproduksi langsung di Jepang dan hadir dalam dua versi, pikap 2 pintu dan minibus 4 pintu. Toyota HiAce pikap masuk ke Indonesia dibawa oleh PT Toyota Astra Motor (TAM) pada 1971 secara CKD. Seiring kebutuhan, HiAce pun dikonversi menjadi minibus oleh berbagai karoseri di Tanah Air.
Kabarnya versi CBU juga ada, digunakan khusus untuk kendaraan instansi pemerintah pada masa itu.

Mobil komersil ini jamak digunakan pebisnis rental untuk mengangkut barang untuk versi pikap, untuk versi minibus karena mampu menampung hingga 8 penumpang, sering digunakan sebagai kendaraan antar-jemput karyawan juga wisatawan.
Generasi pertama ini memiliki 2 lampu depan berbentuk bulat berdempetan pada bagian kanan dan kiri. Kini, model ini sudah jarang sekali ditemui.

Semua varian memiliki dimensi panjang yang sama, yaitu 4.310 mm dengan beberapa pilihan mesin, di antaranya mesin 4 silinder segaris berkapasitas 1.350 cc bertenaga 69 dk, mesin 1.600 cc bertenaga 82 dk, serta tambahan mesin 1.800 cc untuk varian yang diluncurkan pada 1975.
Generasi Kedua (H11, H20, H30, H40), 1977 – 1982
Generasi kedua Toyota HiAce hadir pada periode 1977 hingga 1982 dengan seri H11, H20, H30 dan H40. Terdapat beberapa perubahan pada generasi kedua ini, di antaranya hanya dibekali lampu bulat dengan frame luar kotak satu bagian dengan lampu senja dan sein.
Mesinnya masih sama, yakni 4 silinder segaris berkapasitas 1.350 cc bertenaga 69 dk, lalu mesin 1.600 cc bertenaga 82 dk, hadir juga mesin 1.800 cc dan tambahan mesin diesel 2.200 cc. Mesin diesel ini banyak digemari oleh perusahaan logistik di Indonesia.
Baca juga: Toyota HiAce Dimodifikasi Ala Racing? Kenapa Tidak

Sayangnya, kehadiran HiAce di Indonesia hanya hingga generasi kedua yang masuk secara resmi. Akibat harga jual yang cukup tinggi pada saat itu, akhirnya TAM hanya mengandalkan penjualan model truk untuk kepentingan komersial.
Generasi Ketiga (H50, H60, H70, H80, H90), 1982-1989
Generasi ketiga HiAce diluncurkan pada 1982, tersedia dalam berbagai jarak sumbu roda. Versi van dan commuter diperbarui pada 1989, versi pikap tetap dijual sampai pertengahan 1995. Desain kabin untuk HiAce lebih besar, namun dengan styling depan yang jauh berbeda.

Ada banyak pilihan dan varian yang diberikan dari generasi ketiga. Misalnya van seri 50 menggunakan jarak sumbu roda pendek, seri 60 dengan dengan jarak sumbu roda yang lebih panjang, serta seri 70 dengan sumbu roda super-panjang.
Untuk versi pikap menggunakan kode seri 80 dan 90. Mesin yang digunakan masih sama dengan generasi kedua.
Baca juga: Video Review Toyota HiAce Premio
Generasi Keempat (H100), 1989-2004
Generasi keempat HiAce diluncurkan pada 1989, tersedia dengan versi sumbu roda standar dan sumbu roda panjang. Hanya dibuat dalam bentuk Van dan Minibus atau Commuter, chassis panjang, atap biasa dan atap tinggi (highroof).
Di Jepang, hadir dalam versi van mewah Super Lounge dengan penggerak 4WD, serta saudara kembarnya yang disebut Regiusace. Generasi keempat ini mulai dipasarkan di Indonesia sejak tahun 1990.

Generasi ini hadir dengan kode H100, mesin yang digunakan bervariasi. Mulai dari mesin bensin 4 silinder segaris berkapasitas 2.000 cc, 2.400 cc, 3.000 cc, dan mesin diesel V6 turbo berkapasitas 3.400 cc. Transmisi memiliki pilihan otomatis 4 percepatan dan manual 5 percepatan.
Di Jepang, HiAce hadir dengan versi mewah yakni Super Lounge dengan penggerak empat roda. Generasi keempat bisa dibilang sebagai generasi yang sangat sukses dan laris manis di luar Jepang, salah satunya di Australia.
Generasi Kelima (H200), 2005-2018
Generasi kelima Toyota HiAce kembali masuk Indonesia, diperkenalkan pada ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2012 oleh TAM dalam bentuk CBU (Completely Built Up) dari Jepang.
Untuk pasar Indonesia tersedia dalam 2 tipe yaitu High Grade (standar) yang dibanderol Rp 350 juta dan High Grade Commuter (versi lebih mewah) dijual dengan harga Rp 396 juta. Keduanya sama-sama menggunakan mesin diesel 4 silinder DOHC turbo 2KD-FTV berkapasitas 2.500 cc.
Sementara pasar di luar Indonesia, semua model menggendong mesin 4 silinder DOHC, dengan varian bensin berkode 1TR-FE 2.000 cc atau 2TR-FE 2.700 cc, serta mesin diesel 2KD-FTV, 2.500 cc atau 1KD-FTV 3.000 cc D-4D.
Mesin 2.500 cc turbodiesel bertenaga 100 dk pada 3.600 rpm, dan torsi 260 Nm pada 1.600-2.400 rpm. Sedangkan mesin turbodiesel 3.000 cc menghasilkan tenaga 107 dk di putaran 3.000 rpm, dengan torsi maksimum 286 Nm di putaran 1.200-1.600 rpm. Mesin bensin 2.700 cc bertenaga 148 dk di 4.800 rpm dengan torsi maksimum 241 Nm di putaran 3.800 rpm.

Mobil ini memiliki konfigurasi 16 bangku dengan fitur-fitur fungsional dan sliding door, selain itu juga dilengkapi dengan Dual SRS Airbag dan Pretensioner and Force Limiter Seatbelt. Pengereman sudah dilengkapi ABS (Anti-lock Brake System) untuk kedua varian itu. Selain itu pembaruan lain tombol putar penyejuk ruangan, tachometer dengan desain yang modern, serta desain jendela samping yang baru dan nyaman.
Untuk eksterior, ubahan yang dilakukan pada HiAce ini pada bagian lampu depan dengan bumper desain baru, lampu belakang, serta jendela samping. Toyota HiAce Commuter dilengkapi lampu kabut (fog lamp) namun untuk tipe standar tidak tersedia.
Generasi Keenam (H300), 2019-Sekarang
Generasi keenam diluncurkan pada ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019 lalu dengan nama HiAce Premio. Mobil ini dibuat untuk menyasar bisnis travel, karena alasan kapasitas penumpang dan ruangan kabin yang cukup besar.
Sebagai bayangan, panjang 5.265 mm Hiace Premio ini hanya menutupi 3/4 bodi Toyota Alphard dan Fortuner ketika disejajarkan.

Perbedaan mencolok jika dibandingkan dengan varian commuter, terletak pada tampilan bagian depannya. Di mana tampilannya menggunakan model semi-bonet, hal ini membuat Hiace Premio menjadi lebih moderen dan senyap. Mobil ini memiliki dimensi yang lebih besar, sehingga kabinnya terasa lebih luas, nyaman, dan lega.
Jantung mekanisya mengandalkan mesin 1GD-FTV berteknologi VNT Turbo, punya tenaga 156 dk di 3.600 rpm dengan torsi 420 Nm di 1.600-2.200 rpm. Dengan mesin ini, Hiace diajak jalan di dalam kota maupun jalan bebas hambatan, masih terasa lincah berakselerasi.
Baca Juga: Test Drive Toyota HiAce Premio - Senyaman Menyetir Innova Dan Fortuner

Transmisi HiAce mengandalkan manual 6 percepatan, sudah mengadopsi teknologi IMT (Intelligent Manual Transmission). Di mana teknologi ini memiliki fungsi untuk meningkatkan kontrol sekaligus mengurangi kebisingan di kabin. Sehingga, penumpang yang berada di dalam tetap merasa nyaman.
HiAce Premio memiliki dua SRS airbag di bagian depan, sabuk pengaman 3 titik dilengkapi pretensioner dan force limiter yang disematkan pada semua kursi.
Ada juga force limiter, yang berguna sebagai pembatas kekuatan sabuk dalam mengendalikan beban tubuh. Risiko cedera pada area dada pun dapat diminimalisir.

Fitur keamanan berikutnya rem cakram di roda depan dengan teknologi anti-lock braking system (ABS) dan brake assist. Toyota juga menyematkan fitur keamanan Vehicle Stability Control (VSC) yang berfungsi secara otomotis membatasi output drive train dan pengereman selektif, serta fitur Hill-Start Assit (HSA) yang mencegah kendaraan mundur tidak terkendali.
Toyota HiAce Premio yang sudah sarat akan fitur keamanan dan keselamatan ini dibanderol Rp 516 jutaan.
Baca Original Artikel