KabarOto.com - Kehadiran sosok generasi teranyar dari Suzuki Jimny memang tengah hangat diperbincangkan di ranah otomotif global. Mengingat sosok mobil ini memang terlihat sangat berubah, berkat ubahan yang kini terlihat lebih segar dan juga telah dilengkapi dengan fitur modern ala mobil masa kini. Namun sayang, mobil yang bermain di segmen sport utility vehicle (SUV) tersebut tidak memiliki nilai yang terlalu baik untuk aspek keselamatannya.
Berdasarkan data yang dirili oleh lembaga pengujian mobil baru di Eropa, yakni Euro NCAP. Diketahui generasi keempat Suzuki Jimny hanya mendapatkan rating bintang tiga. Menurut hasil uji yang dilakukan pada Suzuki Jimny varian 1.5L GLX yang dites tabrak depan dan samping tingkat keselamatan untuk orang dewasa sebesar 73 persen dan anak-anak hanya 84 persen.
Baca juga: Mantap, Suzuki Jimny Anyar Disulap Jadi Land Rover Defender
Tidak hanya itu saja, untuk fitur bantuan keselamatan khususnya sistem pengereman otomatis, secara persentasenya hanya sebesar 50 persen. Angka tersebut tak jauh berbeda dengan aspek keamanan untuk pejalan kaki yakni sebesar 52 persen.
"Menurut hasil pengujian membuktikan, airbag di sisi pengemudi tidak mengembang dengan tekanan yang cukup untuk dapat mencegah kepala agar pengemudi terhindar dengan benturan setir. Sedangkan kekuatan pilar pintu untuk menahan benturan dari depan maupun samping juga kurang," tulis EuroNCAP.
Pihak EuroNCAP pun menilai bahwa sistem pengereman darurat otonom (AEB) ketika diuji ternyata lemah dalam menghindarkan serudukan mobil ke pejalan kaki maupun pesepeda. Padahal tes tersebut dilakukan di siang hari dan mobil berjalan tidak dalam suasana intensitas cahaya yang rendah atau malam hari. “Sistem tidak dapat bereaksi terhadap pengguna jalan yang bergerak cepat seperti pengendara sepeda,” jelas EuroNCAP.
Baca juga: Wah... Suzuki Jimny Garapan Liberty Walk Ini Bercita Rasa G-Class
Matthew Avery, Direktur Penelitian di Thatcham Researh, Belgia mengatakan, “Sebagai mobil baru, mestinya Jimny menyuguhkan fitur perlindungan yang jauh lebih baik bagi pengguna saat terjadi kecelakaan. Teknologi keamanannya tidak berfungsi optimal. Padahal, konsumen seharusnya mendapatkan sesuatu yang lebih layak dalam hal keamanan pasif maupun aktif,” ungkapnya seperti mengutip laman The Economic Times.
