POPULAR STORIES

Perebutan Kekuasaan Di Red Bull Racing, Christian Horner Jadi Sorotan

Perebutan Kekuasaan di Red Bull Racing, Christian Horner jadi Sorotan Foto: KabarOto

KabarOto.com - Setelah Adrian Newey selaku Chief Technical Officer hengkang dari Red Bull Racing musim depan, makin mengkuatkan ada pergolakan di dalam tim yang bermarkas di Milton Keynes, Inggris, tersebut. Sosok Christian Horner sebagai kepala tim adalah yang paling mendapatkan sorotan.

Pria asal Inggris kelahiran 16 November 1973 itu, menjadi berita utama yang mengejutkan. Pertanyaan bermunculan tentang masa depannya saat ia memasuki paddock F1 di Melbourne, Australia. Semua orang ingin tahu tentang banding baru-baru ini terhadapnya dan pengaduan yang diajukan ke FIA.

Baca Juga: Konflik Internal Red Bull Racing, Adrian Newey Menuju Pintu Keluar

Selama 18 tahun bekerjasama, akhirnya Adrian Newey (kiri) dan Christian Horner (kanan) harus berpisah

Horner menjabat sebagai kepala tim Red Bull Racing sejak 2005, ia bergabung setelah dibujuk oleh salah satu pemilik Red Bull, Dietrich Mateschitz, untuk bergabung dengan tim Formula 1 yang baru ia miliki. Ambisinya adalah untuk membangun tim F1 yang besar dan disegani.

Horner yang kala itu baru berhasil membujuk Adrian Newey dari McLaren, untuk bergabung dengan Red Bull Racing. Newey dan Horner bekerjasama, membangun tim yang semula bernama Jaguar F1.

Hingga kini, Red Bull Racing telah mengantongin 6 juara konstruktor dan 7 kali juara dunia pembalap F1.

Sejalan dengan waktu, setelah meninggalnya Dietrich Mateschitz, internal Red Bull bergejolak. Antara kubu Austria yakni keluarga Dietrich Mateschitz yang memiliki 49% saham Red Bull, dengan kubu Thailand yang dalam hal ini adalah Chaleo Yoovidhya yang memiliki 51% saham.

Horner melakukan manuver dengan mendekati kubu Thailand, yang mendukungnya meskipun ada tuduhan pelanggaran terhadap karyawan yang kini diberhentikan. Dan isunya adalah Horner mengincar posisi CEO Red Bull GmbH yang kini sedang dipegang oleh Oliver Mintzlaff.

Dengan dibatalkannya penyelidikan oleh Red Bull GmbH, Horner mendapati dirinya berada di pusat sorotan yang sedang berlangsung, karena segala macam rumor tentang masa depannya di Red Bull Racing atau potensi kekurangannya beredar.

Baca Juga: Andrian Newey Menegaskan Elemen Kecil Desain RB20 Kunci Peningkatan Performa

Max Verstappen memantau kondisi internal tim, siap hengkang apabila dirasakan kurang nyaman

Dengan kedua belah pihak pemegang saham Red Bull yakni keluarga Yoovidhya bersatu di bawah Chalerm Yoovidhya, serta Mark Mateschitz dengan CEO Oliver Mintzlaff berbaris di belakang Horner sebagai karyawan yang memicu penyelidikan atas perilakunya telah mengajukan kasus ini ke FIA. rumor yang sangat berbeda muncul menjelang akhir pekan Grand Prix Australia.

Horner dikaitkan dengan promosi besar-besaran untuk menjadi CEO seluruh perusahaan Red Bull, dengan keluarga Yoovidhya yang ingin memberinya lebih banyak tanggung jawab dalam organisasi. Bahkan menempatkannya lebih jauh dalam hierarki, dibandingkan CEO saat ini Mintzlaff, Franz Watzlawick dan Alexander Kirchmayr.

Laporan menyebutkan Horner akan menjadi 'CEO super' Red Bull dengan kekuatan yang jauh melampaui tim F1.