POPULAR STORIES

Persaingan Rekan Satu Tim Paling Sengit Di Formula 1

Persaingan Rekan Satu Tim Paling Sengit di Formula 1 Foto: Formula 1

KabarOto.com - Antara pembalap saling bersaing di Formula 1 itu sudah biasa, persaingan sesama rekan satu tim memang bisa kurang menyenangkan situasi internal. Ternyata persaingan ini sudah kerap terjadi dan berlangsung sejak lama di F1.

Ketegangan dalam tim, pada balapan F1 musim ini terlihat saat Max Verstappen menolak perintah tim Red Bull Racing untuk memberikan posisi pada rekannya, Sergio Perez. Ada alasan tertentu ia menolaknya, saat wawancara juga Verstappen mengutarakan alasan yang sama.

Persaingan internal tim ini sudah terjadi sejak era Gilles Villeneuve dan Didier Pironi pada 1979. Bagaimana kelanjutan persaingannya dari era tersebut hingga saat ini, simak saja ulasannya.

Baca juga: Williams FW14B, Paling Canggih Secara Teknis Dalam Kompetisi F1 1991-1992

Persaingan internal Gilles Villeneuve dan Didier Pironi musim F1 1982

Gilles Villeneuve dan Didier Pironi

Pembalap asal Kanada saat itu yakni Gilles Villeneuve bergabung dengan Ferrari di akhir musim 1977, kemudian Didier Pironi yang asal Prancis gabung pada 1981. Sebagai pembalap utama, Villeneuve selalu tampil dominan dan memenangkan lomba.

Sosok Pironi menjadi mimpi buruk Villeneuve, saat di Sirkuit Imola, Italia, pada 1982 tengah mengejar Alain Prost yang saat itu tengah memimpin klasemen dan Ferrari sangat ingin menang di kandangnya.

Pembalap Ferrari diperintahkan untuk melambat di papan pit, sebuah tanda yang diartikan oleh Villeneuve sebagai 'stasiun tunggu'. Sebaliknya, di lap terakhir, Pironi melaju melewati pebalap Kanada itu, membuat Villeneuve marah dan bersumpah tidak akan pernah berbicara dengan rekan setimnya lagi.

Alan Jones dan Carlos Reutemann

Alan Jones adalah juara pada tahun 1980, tetapi pada tahun berikutnya emosi berkobar hanya pada balapan kedua di Brasil. Carlos Reutemann diperlihatkan papan pit dan diminta untuk membiarkan Jones memimpin, tetapi Reutemann tetap tak bergeming dan membuat marah Jones. Perang kata-kata meletus - Jones menyebut rekan setimnya "berpandangan pendek" - dan keretakan dalam diri Williams terbuka.

Pasangan itu bertabrakan di Imola, membuat Jones semakin frustrasi. Pembalap Australia itu pun mengatakan untuk tidak membantu Reutemann di balapan yang akan berlangsung di Las Vegas, harapan juara Reutemann kemudian tergelincir.

Nelson Piquet akhirnya mengambil gelar juara. Jones memiliki sedikit simpati dan pensiun pada akhir musim sementara Reutemann bertahan dalam dua balapan tahun 1982 sebelum beralih ke dunia politik di Argentina.

Nelson Piquet dan Nigel Mansell

Pembalap Brasil Nelson Piquet bergabung dengan Williams sebagai juara dunia 2 kali, dan statusnya sebagai pembalap utama dalam tim. Nigel Mansell seperti mencoba untuk mengejar para pembalap lainnya di lintasan seperti Ayrton Senna saat di Interlagos, Brasil pada 1986.

Mansel yang keras kepala dan cepat seperti Piquet. Mereka berdua malah seperti beradu paling cepat dan menang, sehingga pada musim 1986 itu akhirnya Alain Prost menjadi juara dunia.

Musim berikutnya, Piquet dan Mansell makin memanas. Perang komentar pedas hingga hinaan saling dilontarkan. Keduanya pun akhirnya menunjukan jalan masing-masing di jalur trek saat balapan, namun akhirnya berdamai melalui sebuah iklan komersial Ford Fusion untuk Brasil pada 2013.

Baca juga: McLaren MP4/4, Pemegang Rekor Paling Dominan Selama Satu Musim

Senna dan Prost saat bertabrakan di Sirkuit Suzuka, Jepang, pada musim 1989

Alain Prost dan Ayrton Senna

Perseteruan antara Alain Prost dan Ayrton Senna bisa menjadi paling menarik banyak perhatian. Saat balapan F1 sudah memasuki era modern, dengan berbagai perkembangan teknologi membuat balapan F1 menjadi menarik banyak penonton saat itu.

Awal kedua pembalap itu sebagai rekan satu tim terlihat baik, namun politik di F1 mulai memecah belah rekan setim McLaren pada tahun 1988. Pertarungan tahun itu jatuh ke Grand Prix Jepang, di mana Senna menang atas Prost dalam pertarungan yang menakjubkan

Etiket balap menyebabkan ketegangan lebih lanjut pada tahun 1989 ketika Prost merasa Senna telah mengingkari perjanjian pra-balapan di San Marino, dan tentu saja, keduanya bertabrakan di Sirkuit Suzuka pada akhir musim. Tabrakan itu tetap menjadi gambaran utama dari persaingan pasangan tersebut, tetapi pada kenyataannya Senna dihukum karena dianggap memotong jalan pintas saat bergabung kembali ke sirkuit setelah insiden tabrakan, dan Prost tampil sebagai juara dunia walau tidak melanjutkan lomba.

Sepertinya luka lama masih ada, sudah berbeda tim pada 1990, di sirkuit yang sama mereka kembali bertabrakan dan keduanya tidak melanjutkan lomba. Nah, di sini Senna tampil sebagai juara dunia musim 1990. Permusuhan antar keduanya terus bergulir pada musim 1991, saling melemparkan kalimat menyindir.

Kemudian musim 1993, Senna akhirnya berdamai dengan berbagi podium untuk terakhir kalinya bersama Prost yang sudah mengamankan kejuaraan keempatnya.

Mark Webber dan Sebastian Vettel

Persaingan dalam tim terjadi, antara Mark Webber dan Sebastian Vettel yang tergabung di tim Red Bull Racing. Musim 2009 hingga 2013 menjadi persaingan inter untuk kedua pembalap tersebut.

Musim 2010, dalam kualifikasi untuk GP Inggris tahun itu, sayap depan spek baru Webber diserahkan kepada Vettel . Pembalap Australia itu membanting sekaleng minuman dengan frustrasi dalam konferensi pers. Namun akhirnya ia kemudian memenangkan perlombaan untuk membawa pulang poin.

Musim 2011 di Sirkuit Silverstone, Inggris, Webber tidak mematuhi perintah untuk tetap berada di belakang rekan setimnya.

Di Malaysia 2013, kali ini Vettel tidak mematuhi perintah "Multi 21" dan disebut konyol oleh kepala tim Christian Horner, sementara Webber dibiarkan marah saat pembalap Jerman itu melewatinya untuk menang, menuju gelar keempatnya.

Fernando Alonso dan Lewis Hamilton

Tahun 2007 menjadi kisah awal persaingan antara juara dunia F1 2 kali dengan pendatang baru, Fernando Alonso kala itu bergabung dengan McLaren dibuat seperti tak berdaya setelah Lewis Hamilton melewatinya. Kejadian itu terjadi di Australia, saat Hamilton yang baru saja naik dari F2 langsung unjuk gigi.

Pole dan kemenangan untuk Alonso di Monaco membuat Hamilton menyiratkan bahwa dia diperintahkan untuk tidak menyerang rekan setimnya, tetapi di Kanada, Alonso menyaksikan rekan setimnya yang masih muda meraih kemenangan perdananya di F1. Dan di Amerika Serikat, Alonso membuat perasaannya jelas selama balapan, membelok ke dinding pit untuk menandakan frustrasi atas Hamilton yang tampaknya tak tergoyahkan di depan.

Hongaria adalah tempat ketegangan benar-benar memuncak, Hamilton menolak untuk menyerahkan posisi lintasan kepada Alonso di kualifikasi. Alonso berhenti di pit box untuk mencegah Hamilton menyelesaikan putaran kualifikasi 3 terakhir sebagai pembalasan.

Balapan dii Belgia, Alonso seperti menghalau Hamilton keluar lintasan setelah lepas start. Bos tim Ron Dennis heran dengan adegan yang berlangsung di trek. Alonso meninggalkan McLaren pada akhir musim dan membalap untuk Renault pada 2008, tahun di mana Hamilton merebut gelar perdananya.

Baca juga: Juara Dunia Termuda, Peringkat Manakah Max Verstappen?

Persaingan internal tim McLaren pada 2007, antara Fernando Alonso dan Lewis Hamilton

Lewis Hamilton dan Nico Rosberg

Awalnya Nico Rosberg dan Lewis Hamilton terlihat sebagai pasangan teman lama dalam satu tim, namun persaingan kedua orang ini meningkat pada awal era hybrid pada 2014. Bentrokan di Hongaria, Belgia, dan Italia pada 2014 hanya meningkatkan ketegangan tetapi Hamilton keluar sebagai pemenang.

Pada 2015, Tiongkok dan Jepang memberikan titik nyala lebih lanjut tetapi Hamilton merebut gelar di Austin. Di sanalah pembalap Inggris itu melemparkan topi ke Rosberg di ruang pendinginan setelah balapan, namun topi itu oleh Rosberg dilempat kembali ke arah Hamilton. Rosberg kemudian memenangkan tiga balapan terakhir musim itu.

Max Verstappen menang dalam debutnya untuk Red Bull Racing, saat pasangan Mercedes-AMG Petronas itu saling bertabrakan di Spanyol pada 2016. Di Monaco, Rosberg mematuhi perintah tim untuk membiarkan Hamilton lewat. Di Austria, mereka melewati batas dan bentrok di lap terakhir, sebelum perebutan gelar berakhir di Abu Dhabi, balapan penentu, di mana Rosberg membutuhkan posisi 3 untuk menyegel gelar.

Hamilton terlihat kecewa saat tahu Rosberg menrebut gelar juara dunia F1, tetapi tidak ada yang bisa dilakukan. Di akhir musim, Rosberg memutuskan pensiun dan meninggalkan tim Mercedes-AMG Petronas, ia beralasan tak ingin persaingan dan permusuhan terus terjadi dalam tim.