POPULAR STORIES

Tahun Depan Beli Mobil Listrik Bisa Murah, Ini Jadwalnya!

Tahun Depan Beli Mobil Listrik Bisa Murah, Ini Jadwalnya! Mobil listrik sedang mengisi baterai di charging station

KabarOto.com - Indonesia mulai fokus mengembangkan kendaraan listrik di Indonesia. Masyarakat didorong untuk membeli mobil listrik yang ramah lingkungan, sebagai pengganti mobil berbahan bakar fosil yang menyebabkan emisi gas buang kendaraan.

Melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 73 Tahun 2019, yang ditandatangani Presiden Jokowi pada 15 Oktober, dan diundangkan 16 Oktober 2019, diatur Pajak Penyesuaian Atas Barang Mewah (PPnBM).

Dalam aturan tersebut, Pemerintah mengatur besarnya pajak melalui kadar emisi, di mana kendaraan listrik akan dibebaskan dari PPnBM, tujuannya agar harganya tidak mahal. Aturan tersebut akan mulai diberlakukan pada 16 Oktober 2021. Produsen mobil listrik mulai menawarkan kendaraan terbaiknya untuk masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Selain Pajak 0 Persen, Harus Ada Bunga Rendah Untuk Mobil Listrik

Saat ini harga mobil listrik masih masih dikisaran Rp600 juta sampai Rp1 Miliar. Untuk itu, Riyanto, Senior Researcher LPEM-FEB Universitas Indonesia memberi saran, jika ingin membeli mobil listrik bisa dimulai Oktober tahun 2021, kalau BEV (Baterai Electric Vehicle) PPnBM sudah nol persen, dan BBNKB di DKI untuk mobil listrik sudah nol persen.

Riyanto memaparkan, mobil listrik di Indonesia masih ditujukan kelas atas saja. Dia mencontohkan, Hyundai Ioniq harganya Rp600 juta, hanya masyarakat golongan tertentu saja yang bisa memiliki mobil listrik.

Selain itu, menunggu charging station sudah tersebar di berbagai tempat. Karena saat ini masih sangat jarang, sehingga pengguna mobil listrik sulit untuk mengisi baterai, jika habis di jalan. Pemerintah sedang mengupayakan, agar charging station ini sudah tersedia di banyak tempat.

Terkait hal itu, Dr. Hari Setiapraja, ST, MEng. Kepala Balai Teknologi Termodinamika Motor dan Propulsi (BT2MP) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengatakan, sampai saat ini pihaknya belum menemukan literatur yang ideal untuk penempatan infrastruktur. "Kami masih mengkaji bagaimana penempatan stasiun charger," terangnya.

Baca Juga: Pekerja Pabrik Kia Ancam Mogok Bikin Mobil Listrik

Karena, menurut dia, ini menyangkut pola arus lalu lintas volume yang akan disambungkan dengan konsumsi baterai atau energi saat ini. "Jadi bicara ideal seperti apa harus ada kajian yang detail, sesuai dengan pola lalu lintas kota yang akan menerapkan kendaraan listrik ini," tambahnya.